Satu Islam Untuk Semua

Monday, 04 January 2016

TAFSIR – Kala Rasul Memuji Diri


Kita sering memuji diri sendiri karena memang tidak ada yang memuji diri kita. Kadang kita tidak dipuji orang karena tidak memiliki kelayakan untuk mengundang pujian orang lain. Dan tentunya,  memuji diri di hadapan orang lain menjatuhkan diri sendiri, itu sifat sombong dan riya. Dan ini berbahaya tentunya.

Namun apa jadinya jika Rasulullah Saw, sebagai panutan dan teladan justru malah memuji dirinya sendiri? Bukankah akan menghancurkan nama baik Nabi?

Inilah bedanya. Pantas jika Nabi memuji dirinya sendiri, karena puncak semua pujian dan kesempurnaan mahkluk ada padanya. Penciptanya sendiri yang memuji, pujian yang tidak pernah diberikan kepada mahlukNya yang lain.  Puncak dari semua puji baik di langit maupun bumi hanya untuk Nabi Muhammad Saw.

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” QS. Al Qalam: 4.

Inilah diantara pujian Nabi kepada dirinya sendiri yang disebutkan dalam banyak riwayat:

1. “Sesungguhnya yang paling takwa dan paling mengetahui tentang Allah di antara kalian adalah aku.”

2. “Aku adalah hasil dari doa Ibrahim as. Saat beliau berdoa kala membangun Baitullah, ‘Ya Tuhan kami! Utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri…QS. Al Baqarah: 129.”

3. “Aku adalah pemimpin para rasul, aku adalah penutup para nabi, aku adalah pemberi syafaat pertama dan orang pertama yang diberi izin untuk memberi syafaat, namun tidak ada kesombongan pada diriku.”

4. “Aku adalah pemimpin seluruh anak cucu Adam, namun aku tidak sombong.”

5. “Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah kado kasih sayang Allah Swt kepada kalian.”

6. “Allah Swt tidaklah menciptakan suatu makhluk pun yang lebih utama daripada aku,dan tidak ada yang lebih mulia di hadapanNya daripada aku.”

MA/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *