Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 07 July 2019

Seperti Apakah Ahklak Nabi Muhammad? Begini Paparan Prof. DR. Quraish Shihab


islamindonesia.id – Seperti Apakah Ahklak Nabi Muhammad? Begini Paparan Prof. DR. Quraish Shihab 

Beragam kisah Rasulullah Saw dalam sejarah seakan tiada habisnya. Banyak buku ditulis, bejibun kisah berkisah, namun tidak mengurangi kehausan manusia sepanjang sejarah untuk menggali dan merindukan sosok agung ini.

Sebab kisahnya adalah teladan bagi umat manusia dan siapa saja yang merindukan keteladanan dalam kehidupan. Apalagi di dunia milenial yang serba instan ini.

Dalam satu acara Shihab & Shihab, Pakar Tafsir Alquran Prof. DR. Quraish Shihab  membahas seperti apa Nabi Muhammad, bagaimana prilaku beliau dalam keseharian. Terutama akhlak beliau dengan keluarga, lingkungan dan para sahabat.

Rasulullah Saw dalam rumah tangganya hidup mandiri, tidak merepotkan orang lain meski istrinya sekalipun. Katanya dalam acara yang dipandu putrinya itu, Najwa Shihab.

“Beliau sendiri yang memeras susu sapi untuk dia minum dan tidak meminta bantuan orang lain, meskipun itu istrinya,” katanya.

Kalau ada alas kakinya yang robek, beliau sendiri yang menjahitnya, lanjut sahabat lekat KH Ahmad Mustofa Bisri ‘Gus Mus’ ini.

Menurut Habib Quraish, Rasulullah sangat romantis sama istri-istrinya. Pertanda kedekatan, pernah juga berlomba lari dengan istrinya.

“Jika istrinya, Aisyah meminum dari satu gelas maka Rasulullah mengambil gelas bekas pakai istrinya itu lalu meletakannya di bibir beliau di bekas mulut Aisyah,” lanjutnya

Inilah yang membuat orang tertarik padanya, katanya. Beliau gagah, tapi di saat yang sama sangat berwibawa. Dilukiskan kewibawaan nabi akhir zaman itu oleh para sahabat, bagaikan ada burung di atas kepala para pendengarnya.

“Artinya beliau takut kalau banyak bergerak burungnya terbang. Untuk itu beliau sangat takzim, takjub dan penuh wibawa,” katanya.

Karena itu beliau berkata, lanjutnya, aku mendapat kemenangan karena orang takut kepadaku.

Habib yang tidak ingin dipanggil habib ini meneruskan, para ulama menggambarkan; manusia itu ada yang gagah, ada yang gagah tapi tidak berwibawa. Ada yang gagah dan berwibawa tapi orang tidak bersimpati padanya. Ada juga yang gagah, berwibawa, orang bersimpati pada dia, dianya tidak bersimpati pada orang.

“Nabi Muhammad menghimpun keempatnya; gagah, berwibawa, orang bersimpati dan beliau pun bersimpati kepada orang lain,” tegasnya.

Akhlak Nabi yang lain, Kalau bertemu dengan orang lain maka Nabi terlebih dahulu mengulurkan tangannya untuk berjabat  tangan, dan beliau tidak mendahului menarik tangannya.

“Inilah yang menjadikan orang orang tertarik memeluk agama Islam sebelum mengenal agama Islam. Karena Nabi Muhammad begitu simpati kepada orang,” lanjutnya.

Sebagaimana Alquran menyebutkan:

 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیم

“Dan sesungguhnya engkau (Muahmmad)  benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” QS. Alqolam: 4.

Keluhuran ahklak beliau sampai-sampai Allah menegur Nabi hanya karena menampakan muka yang masam.

Alkisah, ketika ada orang yang datang kepada Nabi, namun pada saat itu Rasulullah sedang rapat dengan orang-orang penting kaum musyrik. Beliau tidak tegur orang yang datang itu, beliau juga tidak menyuruh orang untuk mengusir, hanya mukanya saja yang beliau perlihatkan, muka kurang suka, muka yang masam. Lalu Allah pun menegurnya dengan surat Abasa.

‘Karena Nabi Muhammad itu teladan. Teladan untuk kita semua.” pungkas Ustaz lulusan Alazhar kairo ini.

MUH/IslamIndonesia/Foto Fitur: islamramah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *