Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 16 June 2022

Sekilas Makna Jahiliyah


islamindonesia.id – Kata jahiliyah mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Lantas apa arti jahiliyah sebenarnya?

Kata jahiliyah secara etimologi bahasa Arab berasal dari kata al-jahl (الجهل) yang berarti ‘bodoh’ dan merupakan antonim dari kata al-‘ilm (العلم) yang berarti ‘tahu’.

Raghib Al-Asfahani menyebutkan bahwa kejahilan ada tiga macam:

Pertama, kosongnya jiwa dari pengetahuan. Kedua, keyakinan akan sesuatu namun tidak sesuai dengan kenyataan. Ketiga, melakukan sesuatu tidak sesuai dengan yang seharusnya dilakukan.

Secara terminologi ilmu sejarah, jahiliyah dapat diartikan dari dua perspektif:

1. Sifat-sifat buruk yang dahulu ada pada umat pra-Islam mulai dari kejahilan terhadap Allah dan Rasul-Nya, terhadap syariat-syariat agama, berbangga-bangga atas nasab, sombong, lalim, dll.

2. Rentang waktu sebelum kenabian Rasulullah Muhammad. Sebagian mengatakan: zaman kekufuran secara mutlak. Sebagian lagi mengatakan: waktu sebelum penaklukan kota Makkah. Sedangkan Ibnu Hajar mengatakan: waktu antara kelahiran Nabi sampai masa diutusnya beliau sebagai Rasul.

Penggunaan kata jahiliyah dalam perspektif waktu terdiri dari dua hal:

Penyebutan jahiliyah secara mutlak, hanya bisa disematkan kepada masyarakat atau negara-negara non-Muslim, atau kepada individu non-Muslim tertentu walaupun tinggal di negeri kaum Muslimin.

Penyebutan secara bersyarat, dapat digunakan untuk sebagian masyarakat atau negara Muslim, atau kepada individu Muslim tertentu.

Para ahli berbeda pendapat tentang rentang waktu masa jahiliyah. Ada yang mengatakan dari Nabi Adam sampai Nabi Nuh, atau dari Nabi Nuh sampai Nabi Idris, atau dari Nabi Musa sampai Nabi Isa, atau dari Nabi Isa sampai Nabi Muhammad, ada juga yang berpendapat rentang waktu dari satu nabi ke nabi selanjutnya.

Namun pendapat yang kuat adalah mulai dari masa pra-sejarah sampai diutusnya Nabi Muhammad di abad ke-7 M.

Dengan demikian tidak dibenarkan menyematkan kata jahiliyah terhadap masyarakat Muslim secara umum. Lain halnya terhadap individu-individu tertentu maka dibenarkan bila yang bersangkutan memang memiliki sifat-sifat jahiliyah, sebagaimana sabda Rasul s.a.w, “Empat perkara yang ada pada umatku termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggallkan: berbangga-bangga atas leluhur, mencela nasab, meminta hujan kepada bintang, dan meratapi (kematian).” (HR. Muslim)

Demikian uraian singkat tentang apa arti jahiliyah. Semoga dapat menambah wawasan dan memberikan pencerahann bagi kita semua.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *