Satu Islam Untuk Semua

Friday, 13 October 2017

RENUNGAN JUM’AT – Akar dan Cabang Keimanan


islamindonesia.id – RENUNGAN Jumat – Akar dan Cabang Keimanan

 

Sebagai keseluruhan, isi agama Islam dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian dan dua sistem sekunder yang saling berhubungan dan bersatu, yaitu sistem keimanan dan nilai.

Dalam Islam, ada serangkaian keimanan yang harus dipercayai manusia, diterima dan diimani. Ada pula serangkaian nilai yang harus dilaksanakan dalam alam perbuatan dan perilakunya.

Bagian yang pertama dinamakan ‘sistem akidah’, sedangkan kedua ‘sistem nilai’. Dengan mengambil inspirasi dari Al-Qur’an terkait ‘asy syajarah ath thayyibah’ (Pohon yang baik, QS. 14: 24), kita dapat menafsirkan bagian pertama sebagai ushul ad –din (akar atau prinsip dasar Islam) seperti iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kenabian dan Hari Akhir. Dan yang kedua sebagai furu’ ad-din (cabang agama) atau kewajiban-kewajiban menurut syariat.

Bagi kehidupan manusia, keimanan adalah ibarat akar-akar sebatang pohon yang apabila berada di hati manusia, akan mempengaruhi pula tindakan-tindakannya. Asal saja ia mempunyai cukup kesadaran dan wawasan tentangnya, dan mengetahui dengan benar seluruh dimensi keimanan.

Jadi, pertama-pertama, keimanan itu harus dikuatkan dan dikukuhkan. Kedua, perhatian harus diberikan pada efek-efek amaliahnya. Karena, walaupun sistem Islam terdiri dari dua sistem, namun di antara keduanya ada suatu hubungan yang sama dengan hubungan antara ashl (prinsip) dan far’ (cabang). Keduanya bagai hubungan antara akar dan cabang beserta daunnya.

Dari itu, para ulama menamakan keimanan yang sesungguhnya sebagai ushul ad-din dan sistem nilai sebagai furu’ ad-adin. Yang pertama (prinsip) adalah akar dari pohon Islam, sedang yang kedua (nilai) adalah cabangnya.

Di sisi lain, ada suatu hubungan saling mempengaruhi antara akar dan cabang serta daun. Akar mempunyai peranan penting pada pertumbuhan pohon dan dan perkembangan cabang dan daun. Demikian juga cabang dan daun  berpengaruh besar pada kekuatan akar.

Akar menyebabkan munculnya cabang dan daun. Di sisi lain, cabang dan daun itu pun pada gilirannya membantu akar untuk menguat. Dengan kata lain, kurva hubungan antara akar dan cabang serta perubahan-perubahannya adalah dari akar ia ke cabang dan selanjutnya dari cabang ia kembali ke akar. Begitu seterusnya.

Seperti itulah hubungan antara keimanan dan amal. Semakin kuat iman, semakin kuat pula pengaruhnya pada amal perbuatan; semakin orang melaksanakan hukum-hukum (cabang) agama dan amal perbuatannya. Ini suatu hubungan saling mempengaruhi antara akar di suatu sisi dan cabang serta daun di sisi lain, antara iman dan amal, antara pandangan dunia dan akidah.  Namun, pada dasarnya pandangan-dunialah yang mengevolusikan akidah.

Apabila kita renungkan dengan cermat ayat Al Qur’an terkutip di atas sekali lagi, hubungan ini akan lebih jelas bagi kita. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut: “Dan Kami tidak mengutus Rasul sebelummu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku…” (QS. 21: 25)

Dan kemudian Allah mengungkapkan cabag yang terpaut pada prinsip di atas: “Fa’budun” (Maka sembahlah Aku).

Setelah kita ketahui bahwa Allah adalah esa dan tak ada sesuatu  yang berkududukan seperti Dia, maka kita harus menyembah Dia, Allah Yang Maha Esa. Menyembah Allah adalah amal perbuatan, dan mengetahui bahwa Allah esa menyebabkan manusia berusaha untuk menyembah Dia dalam amal perbuatan.  Apabila tak ada basis itu, tak akan ada cabang ini, dan apabila akar itu tidak kukuh, cabang ini tidak akan berbuah.[]

 

 

YS/MY/ IslamIndonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *