Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 11 August 2022

Raih Cinta-Nya dengan Takwa


islamindonesia.id – Takwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Takwa menurut bahasa adalah menjaga diri atau berhati-hati. Sedangkan menurut istilah syariat, takwa berarti seorang hamba menjadikan sebuah benteng bagi dirinya untuk melindunginya dari kemurkaan Allah dan siksa-Nya. Benteng tersebut ialah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Menurut Imam Al Hafizh Ibnu Rajab, termasuk takwa yang sempurna adalah melaksanakan seluruh kewajiban dan meninggalkan segala bentuk keharaman dan syubhat lalu disertai dengan melaksanakan amalan sunah dan meninggalkan yang makruh, itulah derajat takwa yang sempurna.

Secara prinsip yang harus dijadikan sebagai dasar seseorang bertakwa adalah ketika ia mampu secara ikhlas mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Secara definisi arti takwa memang hanya terdiri dari beberapa kalimat saja, tetapi pada tataran impelementasi, arti takwa tidak sesederhana yang kita bayangkan. Artinya, takwa merupakan sebuah komplekasitas dari seluruh tindakan dan amal perbuatan seseorang dalam beribadah kepada Allah.

Takwa kita sesungguhnya adalah ketika kita bersungguh-sungguh menjauhi seluruh dosa, baik yang besar maupun yang kecil. Dan bersungguh-sungguh melakukan seluruh bentuk ketaatan, baik yang wajib maupun yang sunah dengan semampunya, dengan harapan semoga ibadah sunah yang kita lakukan dapat menutupi kekurangan yang ada pada saat melakukan kewajiban, dan menjauhi dosa-dosa kecil sebagai benteng yang kuat antara seorang hamba dengan dosa-dosa besar.

Kualitas ketakwaan seorang hamba sejatinya dapat dilihat dari sejauh mana ia dapat secara konsisten menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan apa yang dilarang oleh-Nya. Semakin konsisten dalam menjalankan perintah-Nya, maka semakin tinggi kadar ketakwaanya kepada Allah. 

Firman Allah, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS At-Taghabun:16).

Konsistensi keimanan tersebut haruslah didasarkan dan disesuaikan dengan tingkat kesanggupan dan kemampuan seorang hamba dalam melaksanakan nilai-nilai ketakwaan yang disyaratkan oleh Allah. Karena Rasulullah s.a.w dengan tegas menyatakan bahwa beragama sejatinya sesuai kesanggupan.

Perintah Bertakwa

Di dalam Alquran terdapat banyak perintah kepada kita untuk bertakwa kepada Allah. Seperti firman-Nya, “Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.” (QS. Al Maidah:35)

Dalam surah lain, Allah berfirman, “Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah:119)

Perintah-perintah tersebut bukan saja sekadar perintah, tetapi Allah akan memberikan balasan dan ancaman (azab) bagi mereka yang bertakwa dan tidak bertakwa kepada Allah.

Allah telah mengabarkan dalam firman-Nya, “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq:3)

Bertakwa kepada Allah adalah awal dari segalanya. Semakin tebal ketakwaan seseorang kepada Allah, maka akan semakin tinggi kemampuannya merasakan kehadiran Allah.

Allah memerintahkan kepada kita untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa dan melarang kita untuk mati melainkan dalam keadaan sebagai Muslim.

Firman Allah, ”Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Aali Imran:102)

Perintah bertakwa, bersifat universal dan berlaku bagi seluruh umat Muslim yang berada di mana saja tanpa kecuali, karenanya kemudian dalam ayat lain Allah berfirman, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang yang satu…..”(QS. An-Nisaa’:1)

Seorang hamba selalu diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk meningkatkan ketakwaan kepada-Nya dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa merupakan tujuan manusia diciptakan Allah; yaitu beribadah dan menyembah Allah dengan jalan melaksanakan semua yang diperintahkan dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh-Nya.

Seorang hamba yang beriman, ia dituntut untuk bertakwa, karena takwa merupakan bukti kepatuhan dan ketaatan seorang hamba terhadap Allah yang telah menciptakan dan memeliharanya. Perintah bertakwa bukan menjadi sebuah pilihan, tetapi ia menjadi sebuah keharusan yang mutlak.

Allah mengancam mereka yang tidak bertakwa dengan ancaman yang keras, yaitu dicampakkan ke dalam neraka jahanam sebagai tempat kembali di akhirat kelak. Sebaliknya bagi seorang hamba yang secara totalitas bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan banyak keutamaan yang sangat besar, dan salah satu keutamaan yang akan didapat adalah akan menjadi penghuni surga.

Firman Allah, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At Thalaq:2-3)

Dan ingatlah bahwa Allah mencintai orang yang bertakwa, sehingga Allah akan selalu bersamanya dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah. Sebagaimana janji-Nya, “Maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At Taubah:4)

Dan dalam ayat lain dikabarkan, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. An-Nahl:128)

Seorang hamba yang bertakawa, maka ia akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah, dan Allah pun akan selalu memberikan perlindungan-Nya dari serangan musuh. Seorang yang bertakwa dengan benar, maka Allah juga akan menganugerahkan kemuliaan dan kehormatan, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Allah akan membalas semua amal ibadahnya dengan balasan surga sebagai tempat ia kembali di akhirat.

Seorang hamba yang taat kepada Allah, ia pasti akan melakukan dan melaksanakan ketataatannya kepada Allah dengan berbagai kondisi, karena taat kepada Allah tidak menjadi penghalang bagi siapa pun dan di mana pun ia berada.

Rasulullah s.a.w dalam sebuah hadisnya telah menyampaikan, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR. At Tirmidzi)

Ciri-ciri orang Bertakwa

Bagaimana ciri-ciri orang bertakwa yang dicintai Allah? Seperti halnya orang-orang yang beriman, mereka yang bertakwa pun memiliki seperangkat ciri dan sifat serta amalan yang senantiasa mereka lakukan, yang itu merupakan jalan menuju kebahagiaan dan keberuntungan.

Ketika kita membaca Alquran secara terus-menerus dan memahami isi yang terkandung di dalamnya, tentu kita akan dengan mudah menemukan ciri-ciri dan sifat serta amalan orang-orang yang bertakwa.

Dalam Alquran disebutkan bahwa ciri-ciri orang bertakwa adalah sebagai berikut.

Dalam surah Al Baqarah ayat 117, Allah menetapkan seperangkat ciri-ciri orang yang bertakwa, yaitu: beriman kepada Allah, beriman kepada hari akhir, beriman kepada Malaikat, beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan Allah, beriman kepada para Nabi, memberikan harta kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, para musafir, peminta-minta dan memerdekan sahaya. Kemudian ciri berikutnya adalah mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji, bersabar di saat melarat, menderita dan pada masa peperangan, jujur dalam segala tindakan baik perkataan maupun perbuatan.

Dalam surah Ali Imran ayat 15-17, Allah memberikan ciri-ciri orang yang bertakwa, yaitu: selalu mengingat Allah  dengan beriman kepada-Nya; memohon ampunan dari Allah; selalu berlindung dan meminta perlindungan dari siksa neraka kepada Allah; bersabar dalam melaksanakan ketaatan-Nya dan menjauhi keharaman-Nya dan sabar terhadap takdir Allah yang pahit; berlaku jujur; senantiasa taat dan khusyuk; berinfak dan selalu memohon Ampunan Allah pada waktu sebelum fajar.

Begitu juga dalam surah Al Baqarah ayat 1-4 terdapat ciri-ciri orang bertakwa, yaitu: beriman kepada yang ghaib; mendirikan shalat; menginfakkan sebagian rezeki; beriman kepada Alquran dan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya dan beriman serta meyakini adanya akhirat.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *