Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 26 April 2022

Prinsip Islam Anti Kezaliman


islamindonesia.id – Zalim diartikan sebagai menempatkan sesuatu tidak pada tempat semestinya. Hal ini berlaku juga ketika kita berbuat sesuatu tidak pada tempat yang semestinya. Konteks zalim yang begitu luas ini yang membuat banyak manusia terjerumus pada perbuatan dosa ini.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), zalim memiliki arti bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, kejam, menindas, menganiaya dan berbuat sewenang-wenang. 

Nabi Muhammad s.a.w mengharamkan perbuatan zalim dan melarang umatnya saling berbuat zalim. 

Dalam buku Syarah Arba’in An-Nawawi dijelaskan bahwa kezaliman terbagi dua. Pertama, zalim seorang hamba terhadap dirinya sendiri dan kezaliman yang paling besar adalah syirik atau mempersekutukan Allah SWT. Kedua, kezaliman seorang hamba terhadap orang lain.

Larangan berbuat zalim dijelaskan dalam sebuah Hadis Qudsi yang diriwayatkan Abu Dzar Al Ghifari r.a dari Nabi Muhammad s.a.w sebagai berikut: 

Rasulullah menyampaikan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.

Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.  

Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.  

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku.  

Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.  

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut.  

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya inilah amal perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Kami akan membalasnya.  

Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR Muslim)

Karena banyak sekali jenis-jenis perbuatan zalim di kehidupan ini, maka kita sebagai umat Islam yang bijak harus terus bermawas diri agar tidak terjerumus pada perbuatan buruk ini. Inilah pentingnya kita memahami jenis-jenis perbuatan zalim ini, baik “zalim” kepada Allah SWT maupun kepada sesama.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *