PENDIDIKAN–Tidaklah Mungkin Semua Shalat Hamba Tertolak

Dalam Syariat Islam ketika pembeli mendapati sebagian barang yang dibeli rusak dan sebagian lagi tidak, ada dua pilihan baginya: pertama, dia mengambil semuanya; atau kedua dia mengembalikan semuanya. Pembeli tidak boleh mengambil yang baik dan mengembalikan yang rusak kepada penjual. Ini adalah aturan hukum Syariat.

Dalam menerapkan aturan ini, orang yang memiliki sifat pemurah, kasih sayang dan empati, tidaklah mungkin tega mengembalikan semua barang belanjanya. Baginya, lebih baik dia sedikit menanggung kerugian ketimbang dia menimpakan semua kerugian pada si penjual. Demikian pula sebaliknya, orang yang tidak peduli dan memetingkan diri sendiri akan mengembalikan semua barangnya tanpa ada rasa belas kasihan dan kepedulian.

Nah, mari kita terapkan aturan Ilahi ini pada kewajiban Shalat. Ketika seorang hamba melaksanakan shalat, mungkin saja sebagian shalat itu rusak karena kelalaian dan kekurangan. Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih tidak mungkin menolak semua shalat kita walaupun shalat kita ada kekuranganya–mirip dengan aturan Syariat jual-beli di atas.

Jadi, bagian shalat kita yang dilakukan dengan khusyu itu berdampak positif pada penerimaan shalat kita, sedang bagian shalat kita yang tidak khusyu tidaklah berdampak negatif. Ini adalah salah satu bentuk Kasih Sayang Allah yang tiada tara kepada hamba-Nya. Bayangkan jika bagian shalat yang tidak khusyu berdampak negatif, maka bumi ini akan dipenuhi dengan kemaksiatan. Bahkan mungkin tak ada shalat hamba yang Dia terima, dan itu bertolak belakang dengan sifat Pemurah dan Pengasih-Nya.

Kesimpulannya, Allah membuka pintu selebar-lebarnya buat semua manusia untuk selalu berjual-beli dengan-Nya. Dan tentu Dia tidak mungkin menolak seluruh shalat kita karena ada bagian-bagian di dalamnya yang rusak akibat kelalaian atau kekurangan kita. Mari kita shalat yuk…!

Asri/IslamIndonesia