Satu Islam Untuk Semua

Friday, 10 June 2022

Pandai Berterima Kasih kepada Manusia Tanda Mudah Bersyukur kepada Allah


islamindonesia.id – Bersyukur adalah penyikapan manusia terhadap karunia Allah dengan ungkapan pujian kepada-Nya baik melalui lisan maupun hati serta patuh pada aturan-Nya.


Berdasarkan pengertian itu, ada beberapa poin yang mesti ada dalam bersyukur.

Pertama, pengakuan dengan hati atas nikmat yang dirasakan. Kedua, diungkapkan dengan bentuk pujian kepada Tuhan, minimal dengan ucapan hamdalah. Ketiga, tunduk menjalankan perintah-Nya.

Jadi, syukur adalah ungkapan hati, ungkapan lidah, ungkapan perbuatan. Orang yang bagus salatnya, yang bagus puasanya, yang melakukan kebaikan-kebaikan adalah orang yang bersyukur.

Namun, ada juga yang membedakan antara syukur dengan memuji. Syukur itu adalah ungkapan perbuatan, sementara memuji (tahmid) adalah ungkapan lisan dan qalbu. Itulah sebabnya biasa kita dengar istilah sujud syukur, bukan sujud tahmid. Karena syukur adalah ungkapan fisik. Dan ketika mengungkapan dan menyebut nikmat Allah, kita berkata “Alhamdulillah”.

Kata syukur adalah satu dari nama Allah SWT yaitu al-Syakur atau al-Syakir. Nama ini bisa diartikan sederhana yaitu Maha Berterima Kasih.

Maksudnya, bahwa Allah sebagai al-Syakur tidak akan pernah menyia-nyiakan amal baik para hamba-Nya. Bahkan Dia akan mengapresiasi amal kecil yang didasari keikhlasan dengan pahala yang tak ternilai jumlahnya. Di samping itu, Dia pun memaafkan dosa besar hamba-Nya karena taubat dengan menggantinya menjadi kebaikan.

Ada riwayat yang memerintahkan kepada kita untuk meneladani sifat-sifat Allah. Satu di antaranya adalah al-Syakur.

Karena itu manusia yang baik adalah yang pandai berterima kasih baik kepada manusia maupun bersyukur kepada Allah.

Bahkan disebut dalam riwayat lain, bahwa manusia yang tidak pandai berterima kasih kepada sesamanya, berarti ia tidak akan mudah bersyukur kepada Allah.

Catatan penting bahwa rasa terima kasih manusia kepada sesamanya atau rasa syukur kepada Allah berbeda dengan syukur Allah kepada manusia.

Kita butuh pertolongan dari orang lain apalagi dari Allah, dan karena itu saat kita ditolong, maka kita patut berterima kasih. Tapi Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya. Sekiranya seluruh makhluk tidak ada yang menyembah-Nya, tidaklah berkurang kekuasaan-Nya. Sebaliknya, jika seluruh makhluk taat kepada-Nya, maka tidak pula menambah kekuasaan-Nya.

Perhatikan bagaimana bentuk rasa syukur Nabi Muhammad s.a.w sebagai Sayyid al-Syakirin, yang salat hingga kakinya bengkak, sehingga ketika beliau ditanya, Nabi menjawab, “Bukankah aku mau menjadi hamba yang bersyukur?”

Karena itu bersyukur atau pandai berterima kasih adalah ciri orang Mukmin, yang jika dibantu sesamanya mereka berterima kasih, dan saat diberi karunia oleh Allah, mereka bersyukur.

Syukur kadang dilawankan dengan kata kufur. Artinya yang tidak bersyukur adalah orang yang kufur. Sekalipun kufur yang dimaksud tidak dilawankan dengan kata iman.

Ada pesan Nabi yang sangat berharga, “Siapa yang melakukan kebaikan kepadamu, maka balaslah, dan jika kamu tidak memiliki sesuatu untuk membalas, maka doakanlah, hingga mereka merasa puas dengan balasan itu.” (Sunan Abi Daud)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *