Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 05 July 2016

OPINI–Merayakan Keislaman Kita


Islamindonesia.id–Merayakan Keislaman Kita

IMG_1012

Oleh: Abdillah Toha

Sebentar lagi lebaran setelah menunaikan kewajiban puasa Ramadhan sebulan. Kita disini menyebutnya juga sebagai hari raya. Hari yang patut dirayakan karena berhasil dalam latihan menahan nafsu fisik dan nafsu amarah. Namun sebenarnya bukan lebaran puasa saja yang patut dirayakan. Setiap hari adalah hari yang patut dirayakan bagi seorang muslim sejati. Kenapa?

Islam punya banyak arti. Islam berarti damai. Islam juga berarti pasrah. Pasrah kepada kehendak Allah sebagi satu-satunya penguasa langit dan bumi. Mukmin berarti beriman kepadaNya sebagai penentu akhir segalanya. Beruntunglah mereka yang berislam dengan benar karena mereka akan mendapatkan kedamaian dengan sesama makhluk Allah, dengan alam, dengan malaikat, bahkan dengan Sang Penguasa. Berbahagialah mereka yang memahami makna menjadi seorang muslim dan mukmin  karena memasrahkan dan menitipkan semua beban yang dipikulnya ditangan yang paling aman, tangan Pemelihara Alam Semesta.

Dalam berbagai ayat Qur’an Allah menegaskan agar engkau wahai Muhammad memberi kabar gembira kepada kaum beriman. Memberi kabar gembira kepada mereka yang tabah dan sabar. Memberi kabar gembira kepada mereka yang bertakwa.

“Sesungguhnya orang yang berkata Tuhan kami iyalah Allah, kemudian mereka tetap pendiriannya (istiqomah) , Malaikat turun kepada mereka (seraya berkata) jangan kamu takut dan gentar, dan bergembiralah kamu dengan sorga yang dijanjikan untukmu, Kami (malaikat) membantu kamu dalam kehidupan duniamu dan akhiratmu, dan kamu mendapat apa yang kamu mau dan apapun yang kamu inginkan” (QS: 41-30)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang tinggi (derajatnya) jika kamu beriman”. (QS: 3 -139)

“Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS: 2-223)

Maka bergembiralah wahai muslim dan rayakan keislamanmu setiap saat. Jangan kita pesimis dan cemas karena Allah maha pengasih dan maha penyayang. Seluruh takdir dan hukum Allah didasarkan kepada Rahman dan Rahim. Almaududi  mengatakan bahkan ayat Maliki Yaumiddin (penguasa di hari perhitungan) dalam surah Alfatihah didahului dengan ayat Arrahman Arrahim. Artinya, kasih sayang Allah adalah dasar dari perhitungan dan perlakuan Allah atas perilaku manusia di dunia.

Kalaupun kita harus bersedih, maka ratapilah nasib para pemuda yang tersesat di jalan yang keliru dalam memahami Islam. Yang melihat Islam sebagai agama pemangsa. Agama yang memaksakan kehendak. Yang menghalalkan bom dan peluru terhadap mereka yang berbeda keyakinan. Tangisilah nasib para korban tak bersalah di negeri-negeri muslim dan negeri lain sebagai akibat ulah mereka yang menyebut dirinya berjihad. Para tiran berbaju Islam yang berlindung dibawah ketiak kekuasaan imperial yang rakus. Koruptor dan pencuri uang rakyat yang beranggapan dosanya akan terhapus dengan naik haji.

Islam adalah agama yang sederhana dan tidak rumit tetapi Islam menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan dan moralitas. Allah tidak pernah membebani hambanya dengan yang tak sanggup dipikulnya tetapi mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi makhluk Allah yang mulia. Maknailah sholatmu, puasamu, hajimu, sebagai ibadah yang menuntun kamu kepada kebaikan moral dan akhlak. Bukan ibadah sebuah burung beo yang mengharapkan upah dari tuannya dengan sekadar mengoceh. Bukan ibadahnya mereka yang mengaggap Tuhan menghitung berapa kali sujudmu setiap hari tetapi lebih banyak tunduk kepada dorongan nafsu. Bukan ibadahnya orang yang mengganggap bahwa “sorga hanya untuk kami, bukan untuk kamu”.

Bergembiralah dan rayakan keislamanmu wahai muslim karena Islam adalah sebuah kenikmatan besar. Bukan agama yang mengancam dan menakut-nakuti kita dengan hukuman. Kalaupun ada ancaman dan peringatan maka sebenarnya semua itu untuk kebaikanmu sendiri karena Islam mengartikan dosa sebagai perilaku menzalimi diri sendiri. Islam adalah sebuah karunia bagi mereka yang berprasangka baik kepada Tuhan. Agama yang bermaksud meringankan bebanmu dan sesamamu di dunia, bukan sebaliknya. Agama yang menyiapkan kita dalam perjalanan menuju hidup yang kekal kelak dengan kembali kepadaNya dalam keadaan ruh yang suci seperti ketika ruh kita pertama kali ditiupkan kedalam rahim ibu.

Allah tidak pernah meminta balasan atas segala karuniaNya kepadamu. Para Rasul dan Nabipun yang membawa pesan Tuhan tak pernah meminta upah dalam menjalankan tugasnya. Ketika kamu berbuat baik atau buruk, engkaulah wahai muslim yang sebenarnya membalas dirimu sendiri. Bersyukurlah karena Islam adalah agama yang membebaskan. Membebaskan kita dari ketergantungan kepada selain daripada Allah.

Bergembiralah dan rayakan keislamnmu wahai muslim pada hari raya ini dan setiap hari. Jangan engkau cemas dan bersedih karena Tuhan selalu bersama kita. Tuhan tak pernah meninggalkan kita tapi kitalah yang sering meninggalkanNya. Tuhan sangat dekat dengan kita dan kitalah yang sering manjauh dariNya. Ketenteraman hati adalah esensi yang harus kita cari dalam Islam. Bukan  keributan, kekisruhan, kekerasan, kekacauan, dan kesewang-wenangan. “Kembalilah kepada Tuhanmu” kata Allah ” wahai diri yang tenteram”. Kembalilah dalam keadaan “menyenangkan dan disenangi Allah”.
Selamat Hari Raya Idul Fitri

AJ/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *