Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 04 October 2018

Mengenal Dua Fakultas Jiwa Manusia


islamindonesia.id – Mengenal Dua Fakultas Jiwa Manusia

 

Tuhan mengaruniai manusia dengan satu fakultas jiwa, atau yang disebut Al-Quran sebagai al-nafs al-amarah (diri yang memerintah). Diri ini selalu menyuruh manusia untuk memenuhi hasrat dan keinginannya tanpa syarat.

Tentu saja, keberadaan diri ini adalah sebuah keniscayaan demi keberlangsungan manusia. Jika dia dikendalikan dan jika manusia memanfaatkannya dengan wajar, jiwa ini tidak akan sebegitu liar dan kuatnya sehingga senantiasa mampu memerintahkan manusia untuk mengikuti hawa nafsunya tanpa syarat. Karena itulah, selalu ada peperangan antara nafsu hewani dengan akal dan fitrah manusia. Tuhan menuntut manusia untuk naik ke puncak kesempurnaan dan begitu pula yang dikatakan akal dan fitrah manusia.

Sementara itu, diri yang memerintah menyuruhnya untuk melakukan kejahatan dan keburukan. Tak pelak lagi, konflik batin dan peperangan dalam diri manusia sedemikian kuat dan serius hingga Rasulullah menyebutnya jihad besar. Tentu saja, bukan berarti manusia pasti akan kalah dalam pertempuran ini. Karena jika siapa pun mencari perlindungan Tuhan dan memohon pertolongan Tuhan, tentulah dia akan memperoleh rahmat-Nya yang tak terbatas, yang akan membantunya dalam jihad ini.

Tuhan juga mengaruniai manusia dengan satu fakultas jiwa lagi, yang dinamakan dalam Al-Quran sebagai al-nafs al-lawwamah (diri yang menyalahkan). Fungsi jiwa ini adalah menyalahkan manusia ketika dia mengambil jalan yang salah dan melakukan dosa, sedemikian rupa sehingga dia kembali ke jalan yang benar. Yakni jalan Tuhan dan bertobat.

Melalui perenungan yang jernih, peran jiwa ini adalah membangun keseimbangan di dalam jiwa manusia. Jiwa yang memerintah menyuruh manusia pada kejahatan dan jiwa yang menyalahkan selalu menyalahkannya. Dengan demikian, keseimbangan pun terbentuk. Ketika itu terjadi, manusia mencapai kondisi jiwa yang tenang, yang merupakan tingkat ketiga bagi jiwa manusia.

Al-Quran menggambarkan mereka yang mampu meraih tingkat jiwa yang tenang sebagai hamba yang diridai-Nya.

Allah berfrman: Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan rida dan diridai! Kemudian bergabunglah dengan hamba-hamba-Ku! Dan masuklah ke dalam surga-Ku! (QS. al-Fajr [89]: 27-30)

Dari Al-Quran pula kita mengetahui bahwa ketenangan spiritual hanya bisa diraih berkat iman dan zikir kepada-Nya.

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. al-Ra’d [13]: 28)

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *