Satu Islam Untuk Semua

Friday, 09 November 2018

Mengenal 10 Keutamaan Sikap Tawadhu


islamindonesia.id – Mengenal 10 Keutamaan Sikap Tawadhu

 

Meski hakikat manusia menurut Islam adalah sebagai khalifah Allah di muka bumi, namun bukan berarti manusia boleh menyombongkan dirinya di hadapan Allah dan para hamba-Nya. Melainkan senantiasa bersikap tawadhu sebagai hamba Allah yang taat, karena salah satu sifat orang yang bertakwa adalah selalu merendahkan diri dan hatinya, berperilaku layaknya padi yang ‘semakin menunduk saat semakin berisi’. Termasuk pula tidak melakukan perbuatan pamer, baik pamer materi, ilmu, maupun pamer kekuasaan.

Berikut ini beberapa keutamaan tawadhu atau rendah hati menurut Islam:

Rendah hati, jalan menuju surga

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah.” (HR. Muslim)

Dari hadis tersebut dapat kita ketahui, bahwa orang yang rendah hati akan masuk surga dan barang siapa yang menyombongkan dirinya walaupun hanya sedikit saja maka dia tidak masuk surga.

Rendah hati mencegah bangga diri atau sombong

Dari Iyadh bin Himar ra., Rasulullah SAW. bersabda: “Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seeorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain.” (HR. Muslim)

Dalam hadis tersebut dikatakan, bahwa Allah mewahyukan kepada Rasulullah agar manusia saling merendahkan dirinya agar terhindar dari sikap sombong atau berbangga diri.

Orang yang rendah hati akan diangkat derajatnya oleh Allah

Rasulullah SAW. bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

Dari hadis tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah SWT akan menambah kemuliaan kepada orang yang memaafkan orang lain dan Allah pun akan mengangkat derajat orang yang merendahkan dirinya atau tidak menyombongkan dirinya di hadapan Allah atau hamba-Nya.

Orang yang rendah hati akan disegani dan dihormati orang lain

Orang menjadi segan dan hormat kepada seseorang karena tahu kelebihan yang dia miliki, namun dia tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri.

Orang yang rendah hati akan disenangi banyak orang

Siapapun akan lebih senang kepada orang yang selalu rendah hati ketimbang orang yang selalu membanggakan atau menyombongkan dirinya, mereka akan merasa kesal dan sebal kepada orang yang selalu menyombongkan dirinya.

Orang yang rendah hati akan memiliki banyak teman

Orang yang selalu rendah hati bukan hanya akan disenangi oleh orang-orang, namun juga akan memiliki banyak teman, baik di lingkungan kerja, sekolah maupun masyarakat. Orang tidak akan risih dan kesal berteman dengan orang yang selalu bersikap rendah hati dan tahu diri.

Orang yang rendah hati akan memiliki ketenangan jiwa

Orang yang selalu rendah hati akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam jiwanya. Karena dia tidak perlu menyombongkan dirinya di hadapan orang lain dan tidak akan merasa iri ketika ada orang lain yang lebih tinggi dan lebih hebat darinya.

Orang yang rendah hati adalah pewaris sikap mulia para Nabi

Para Nabi pun juga selalu rendah hati, padahal mereka adalah manusia pilihan Allah SWT. Seperti Nabi Musa as yang tidak malu untuk melakukan pekerjaan seperti memberi makan dan minum pada hewan ternak demi untuk membantu dua orang wanita yang ayahnya sudah tua renta. Dan dalam sebuah riwayat juga dikatakan bahwa Rasulullah SAW selalu membantu pekerjaan keluarganya meskipun ia adalah seorang Nabi yang mulia.

Seorang sahabat pernah bertanya kepada Aisyah tentang apa yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW ketika berada di rumah. Lalu Aisyah menjawab: “Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang watu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari)

Rendah hati merupakan jalan menuju kedudukan mulia

Hal ini sebagaimana masyhur di kalangan para sahabat yang berkata: “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qana’ah (merasa cukup), muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), dan kedudukan yang mulia didapat dari sifat tawadhu.”

Orang yang rendah hati menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan

Rasulullah SAW adalah seseorang yang selalu rendah hati. Beliau tidak pernah menyombongkan kemuliaan dan keistimewaannya. Bahkan beliau mau memberi salam kepada anak kecil terlebih dahulu yang kedudukannya di bawah beliau.

Dari Anas, ia berkata: “Sungguh, Rasulullah biasa berkunjung kepada kaum Anshor. Lantas beliau memberi salam kepada anak-anak kecil dan mengusap kepalanya.” (HR. Ibnu Hibban)

Dari beberapa keutamaan sikap tawadhu atau rendah hati tersebut, dapat kita ketahui dengan jelas bahwa rendah hati merupakan sebuah perkara yang dianjurkan Allah SWT dan terdapat dalam sumber syariat Islam. Sebagai Muslim yang baik, sudah semestinya kita senantiasa bersikap tawadhu agar termasuk ke dalam golongan orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *