Satu Islam Untuk Semua

Friday, 30 June 2023

Mengapa Perintah Allah Lewat Mimpi kepada Nabi Ibrahim Layak Dipercaya? (1)


islamindonesia.id – Mimpi seringkali dianggap sebagai pengalaman spiritual yang memperlihatkan pesan-pesan khusus dari alam gaib. Dalam berbagai agama, mimpi dianggap sebagai cara Allah atau Tuhan berkomunikasi dengan manusia. Salah satu contoh yang menonjol adalah kisah Nabi Ibrahim dalam agama Islam, di mana Allah memberikan perintah penting melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang paling dihormati dalam agama Islam. Dalam Alquran, Allah memberikan perintah kepadanya untuk menyembelih anaknya yang tercinta, Ismail, sebagai tanda pengorbanan dan kesetiaan kepada-Nya. Perintah ini diberikan kepada Nabi Ibrahim dalam bentuk mimpi.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, viral di media sosial pro-kontra tentang perintah Allah yang disampaikan lewat mimpi. Di antara mereka yang meragukan, ada yang melontarkan pertanyaan: mengapa perintah Allah kepada Nabi Ibrahim lewat mimpi, layak dipercaya? Bukankah mimpi tak lebih dari sekadar “bunga tidur” saja?

Ada beberapa alasan mengapa perintah Allah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim layak dipercaya:

1. Kehormatan dan Kredibilitas Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim adalah sosok yang sangat dihormati dan diakui kejujurannya. Ia adalah seorang nabi yang taat dan setia kepada Allah. Karena integritasnya yang tinggi, Nabi Ibrahim dianggap sebagai seseorang yang dapat dipercaya dalam menerima wahyu. Oleh karena itu, ketika Allah memberikan perintah kepadanya melalui mimpi, orang-orang percaya bahwa mimpi tersebut adalah wahyu Ilahi yang sah.

2. Kesesuaian dengan Ajaran dan Nilai-nilai Agama

Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk menyembelih anaknya mencerminkan ujian iman dan kesetiaan yang besar. Dalam agama Islam, mengorbankan apa yang paling kita cintai untuk kepentingan Allah adalah tindakan yang sangat mulia. Perintah ini juga sesuai dengan nilai-nilai agama yang menganjurkan pengorbanan dan kesetiaan kepada Allah.

3. Konfirmasi dari Tindakan Nyata

Salah satu aspek penting untuk memverifikasi keaslian mimpi adalah dengan mencari tindakan konfirmasi dalam dunia nyata. Dalam kasus Nabi Ibrahim, perintah untuk menyembelih Ismail diikuti dengan tindakan yang nyata. Ketika Nabi Ibrahim memberi tahu Ismail tentang mimpinya, Ismail dengan tulus menerima kehendak Allah dan bersedia dipersembahkan. Ini menunjukkan bahwa perintah tersebut benar-benar berasal dari Allah.

4. Pengalaman

Nabi Ibrahim adalah salah satu Nabi yang diberkahi dengan pengalaman yang luar biasa. Beliau telah menjalani banyak ujian dan cobaan dalam hidupnya, termasuk perintah Allah yang datang melalui mimpi. Pengalaman hidup yang begitu intens ini memberikan kekuatan dan kepercayaan kepada Nabi Ibrahim untuk menerima perintah tersebut.

Melalui pengalaman hidupnya, Nabi Ibrahim belajar untuk mengenal “suara Allah” dan membedakannya dari suara yang lain. Beliau telah melalui berbagai ujian dan cobaan sebelumnya, dan melalui mimpi-mimpi yang beliau terima, Allah memberikan petunjuk dan arahan yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan. Pengalaman hidup ini memberikan keyakinan kepada Nabi Ibrahim bahwa perintah Allah yang datang melalui mimpi adalah benar dan dapat dipercaya.

5. Ketepatan dan Kejelasan Perintah

Perintah Allah yang datang melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim selalu sangat jelas dan tidak meninggalkan ruang untuk penafsiran yang salah. Allah memberikan instruksi yang rinci dan terperinci mengenai apa yang harus dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Misalnya, dalam perintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail, Allah menegaskan bahwa ini adalah perintah langsung dan harus dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas.

Ketepatan dan kejelasan perintah ini memberikan kekuatan kepada Nabi Ibrahim untuk mematuhi perintah Allah dengan penuh keyakinan. Beliau tahu bahwa Allah adalah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dan perintah-perintah-Nya selalu memiliki tujuan yang baik dan bermanfaat, meskipun sulit untuk dipahami oleh akal manusia. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim mempercayai perintah Allah yang datang melalui mimpi sebagai petunjuk langsung dari Sang Pencipta.

6. Akibat dari Penurutan Perintah

Setiap kali Nabi Ibrahim mematuhi perintah Allah yang datang melalui mimpi, beliau selalu mendapatkan keberkahan dan pertolongan dari Allah. Misalnya, ketika Nabi Ibrahim bersiap untuk menyembelih putranya, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, sebagai pengorbanan yang lebih layak. Ini menunjukkan bahwa perintah Allah yang diterima melalui mimpi adalah benar dan dapat dipercaya.

Bersambung… ke bagian (2)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *