Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 16 February 2016

KISAH – Kala Amar Makruf Salah Fokus


Alkisah, di suatu kota  hiduplah seorang Muslim. Namun dia tidak pernah menunaikan shalat wajib apalagi puasa wajib di bulan Ramadhan. Bahkan dia nyaris tidak percaya adanya Tuhan, Nabi, maupun hari kiamat. Dia masih tetap seperti itu hingga bertemu dengan seorang kiyai. Kyai itu entah bagaimana caranya mampu merubah pemikirannya.

Dalam sekejap Muslim itu menjadi orang yang rajin ibadah. Setiap hari ia mengerjakan shalat wajib, bukan hanya di rumah tapi berjamaah di Masjid. Sampai-sampai kehadirannya menyita perhatian warga masjid. Rasa tak percaya menghampiri satu persatu pasang mata jamaah masjid.

Tapi si Muslim tak menghiraukan tatapan curiga jamaah Masjid yang lain. Ia pun khusuk shalat dan dzikir. Hal ini berjalan hingga beberapa tahun. Warga masjid pun akhirnya akrab dengannya.

Lalu tiba-tiba ia menghilang bagai ditelan bumi. Dia tidak lagi datang ke masjid, bahkan beberapa orang bilang dia juga tidak menunaikan puasa wajib Ramadhan. Sepertinya ia kembali seperti semula, menjadi orang yang anti agama.

Mendengar itu Pak Kyai penasaran, dia mengutus salah satu santrinya menemuinya. Usut punya usut ternyata suatu masa ketika di masjid ada salah satu warga yang menegurnya.

“Apakah Kamu seorang Muslim?” tanya salah satu warga.

“Ya, saya seorang Muslim, kalau bukan muslim buat apa aku shalat dan puasa seperti kalian,” jawabnya.

“Apakah kamu… ”, desaknya lagi.

Ia pun menjawab dengan berang, “Iya saya Muslim, Apa sebenarnya maumu?”

“Kalau Anda seorang Muslim mengapa Anda membiarkan kuku dan rambut Anda tidak pernah rapi?” tanya warga lagi.

Mendengar pertanyaan itu, ia langsung mengambil sajadah dan meninggalkan masjid. Sambil berlalu ia berkata, ”Ah, agama macam apa yang seperti ini? Biarlah kalian saja yang memakainya, biarkan aku memakai agamaku sendiri. Aku ingin bebas!”

Niatan baik tidaklah cukup, perlu seni dan ilmu dalam menyampaikan kebenaran. Jika salah langkah, bisa-bisa orang yang tengah melangkah dalam beragama kembali menjadi murtad.[]

Asri/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *