Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 04 November 2015

KISAH – Detik-detik Kaum Luth Menerima Azab Allah


Menurut catatan sejarah, kaum Nabi Luth tinggal di sebuah kota dimana para kafilah yang akan ke Syam ataupun Mesir selalu melewatinya. Telah menjadi tradisi jika para kafilah yang berhenti di kota itu akan disambut dan dijamu oleh warga setempat. Seiring perjalanan waktu, tradisi yang ramah ini bergeser hingga akhirnya mayoritas warga berprilaku kikir. Tidak hanya itu, perbuatan asusila ‘liwath’ atau homoseksual menjadi gaya hidup baru di antara mereka. Seiring tenggelamnya dalam kesenangan homoseksual, warga kota semakin tidak menyenangi penyambutan tamu di rumah-rumah mereka.

Sedemikian terkenalnya prilaku asusila kaum Nabi Luth ini, hingga tidak banyak lagi kafilah yang ingin melewati kota itu. Setiap kafilah yang ketahuan masuk ke kota meraka akan diperlakukan dengan keji oleh warga setempat. Nabi Luth hadir di tengah-tengah mereka memperingatkan akibat prilaku yang tidak bermoral itu. Selain sibuk mengingatkan sebab-sebab turunnya azab Allah, Luth tetap menjamu kafilah secara sembunyi-sembunyi di rumahnya.  Kepada para tamu yang belum memahami prilaku kaumnya, Luth mengingatkan agar berhati-hati selama berada di kotanya.

Ketika warga mengetahui Luth  menjamu tamu, kepada utusan Tuhan itu mereka berkata, “Bukankah kami telah melarangmu untuk menerima tamu? Jika Anda masih saja menerima tamu, kami akan perlakukan mereka dengan keji dan mempermalukan Anda di hadapan mereka!”

Meski tidak jarang mendapat teror, Luth tidak pernah mundur memperlakukan para tamu dengan hormat dan penuh keramahan. 

Suatu ketika, Malaikat Jibril dan malaikat lainnya datang dalam bentuk manusia mengunjungi Nabi Luth. Kedatangan Jibril untuk menyampaikan bahwa azab Allah akan datang menimpa kaumnya itu. Mengetahui ada tamu di rumah, istri Luth yang khianat menyalakan api sebagai tanda pemberitahuan kepada warga bahwa suaminya sedang menerima tamu. Tidak lama kemudian, datanglah warga menggerbek rumah Nabi Allah itu dan mengatakan, “Bukankah kami telah melarangmu untuk menerima tamu?”

Tatkala mereka mulai menerapkan niatnya yang keji itu kepada para tamu Luth, saat itu juga azab Allah turun menimpa kota itu dan semua orang-orang yang menentang pringatan Nabi Luth pun turut binasa.  

 

Edy/ 50kt/ Islam Indonesia 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *