Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 15 December 2022

Keutamaan Sabar atas Takdir Allah


islamindonesia.id – Allah SWT telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjadikan sabar sebagai penolong. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 153, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Menurut Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, melalui ayat tersebut Allah SWT menjelaskan perihal sabar dan hikmah yang terkandung dalam setiap masalah. Allah SWT menjelaskan bahwa sarana yang paling baik untuk menanggung segala macam cobaan adalah dengan sikap sabar dan banyak shalat.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam salah satu kitabnya yang berjudul Thariiqul Hijratain wa Baabus Sa’adatain menyebut bahwa sabar terdiri dari tiga tingkatan.

Tingkatan pertama adalah berusaha sabar (tashabbur), yaitu menanggung berat dan kepahitan dan tabah atas hukum yang terjadi. Sabar semacam ini adalah berusaha sabar demi Allah dan merupakan sabarnya orang awam.

Kedua, suatu jenis kemudahan yang membuat ringan orang yang menerima beratnya musibah dan memudahkan baginya sulitnya perkara yang dikehendaki. Ini adalah bersabar demi Allah yakni suatu jenis kemudahan. Sabar jenis ini adalah kesabaran pada murid.

Tingkatan sabar yang ketiga adalah bersabar (ishthibar), yaitu merasa nikmat dengan musibah dan gembira dengan pilihan Allah SWT. Tingkat kesabaran tertinggi ini merupakan sabarnya orang-orang makrifat.

Lebih lanjut, sabar itu memiliki sejumlah keutamaan. Apa saja? Berikut 5 di antaranya.

1. Dicintai dan Dibersamai Allah SWT

Syeikh Mutawalli Sya’rawi mengatakan dalam buku Kenikmatan Taubat: Pintu Menuju Kebahagiaan & Surga, salah satu keutamaan orang yang sabar adalah mendapat cinta dari Allah SWT. Kecintaan Allah SWT ini termaktub dalam surah Ali Imran ayat 146, “Allah mencintai orang-orang yang sabar.”

Selain itu, ulama terkemuka Timur Tengah ini mengatakan bahwa Allah SWT akan bersama orang-orang yang sabar. Menurutnya, kebersamaan ini bersifat khusus, yakni meliputi penjagaan, pertolongan, perlindungan, dan bimbingan Allah SWT kepada mereka, bukan kebersamaan yang bersifat umum (pengetahuan dan kekuasaan-Nya).

Keutamaan ini disebutkan dalam sejumlah ayat dalam Alquran. Di antaranya surah Al Anfal ayat 46, surah Al Baqarah ayat 153, dan surah Al Baqarah ayat 249.

2. Mendapat Balasan Pahala yang Lebih Baik

Keutamaan sabar lainnya adalah mendapatkan balasan yang lebih baik dari amal-amal yang telah diperbuat. Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. An Nahl:96)

3. Mendapat Balasan Tanpa Hisab

Masih dalam buku yang sama, Syeikh Mutawalli Sya’rawi menyebut, orang yang sabar akan mendapat balasan tanpa hisab. Allah SWT berfirman, “… Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa hisab (batas).” (QS. Az Zumar:10)

4. Termasuk Insan Utama

Allah SWT memberitahukan kepada umat manusia bahwa orang yang sabar adalah termasuk orang-orang yang diutamakan. Dia berfirman, “Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (QS. Asy Syura:43)

5. Mewarisi Derajat Pemimpin

Syeikh Mutawalli Sya’rawi mengatakan bahwa orang yang sabar mewarisi derajat pemimpin (imamah). Kemudian ia membacakan firman Allah SWT, “Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah:24)

Ibnu Rajab menerangkan terkait derajat orang yang sabar dalam Kitab Jamiul Ulum wal Hikam fi Syahri Haditsi Sayyidil Arab wa Ajm. Ia menukil sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi s.a.w yang bersabda, “Sesungguhnya sabar terhadap musibah ditulis tiga ratus derajat bagi seorang hamba, sabar terhadap ketaatan ditulis enam ratus derajat bagi seorang hamba, dan sabar dari maksiat-maksiat ditulis sembilan ratus derajat bagi seorang hamba.” (HR Ibnu Abi ad-Dunya dan Ibnu Jarir Ath Thabari)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *