Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 27 March 2021

Keutamaan Malam Nisfu Syaban Menurut Habib Umar bin Hafidz


islamindonesia.id – Keutamaan Malam Nisfu Syaban Menurut Habib Umar bin Hafidz

Dilansir dari saluran YouTube Nabawi TV, Habib Umar bin Hafidz berbicara tentang keutamaan malam Nisfu Syaban. Berikut ini adalah pemaparan beliau:

Kalian berkumpul sebaik-baiknya di hadapan Pencipta Yang Maha Pengasih dengan Nabi yang terpercaya saw yang telah menerangkan kepada kita tentang keutamaan malam ini dengan hadis dan berbagai riwayat yang melebihi lusinan tentang kemuliaan malam Nisfu Syaban.

Di antaranya ada riwayat daif yang dikuatkan, juga di antaranya riwayat yang hasan dan sahih. Disebutkan di dalamnya bahwa Rasulullah saw mendapatkan kunjungan dari Jibril dan memberitahukan keutamaan malam tersebut dan memerintahkannya untuk mengunjungi pemakaman.

Istrinya, Ummul Mukminin Aisyah merasa kehilangan Rasulullah dan menyangka bahwa beliau pergi mengunjungi istrinya yang lain, namun ternyata beliau tengah bersujud bermunajat kepada Tuhannya.

Disebutkan pada riwayat yang lain bahwa Aisyah mendapati Rasululllah tengah berziarah kubur dan mendoakan para penghuni kubur.

Disebutkan pada riwayat yang lain bahwa Aisyah mendengar Rasul tengah merendah di hadapan Tuhannya, beliau merenungkan karunia pemberian Allah dan mengakui dosa-dosanya, padahal beliau adalah makhluk paling suci yang tidak berdosa (maksum).

Hendaknya kita merendah dan bersimpuh kepada Allah pada malam mulia ini.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib menyendiri untuk beribadah pada empat malam dalam setahun, yaitu malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, serta dua malam Idul Fitri dan Adha. Di antara doanya pada malam-malam tersebut, “Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu untuk orang-orang zalim dan aku termasuk orang zalim, maka ampunilah aku.”

Inilah makna merendah di hadapan Allah. Wahai orang-orang yang menghabiskan usianya tanpa merasakan kenikmatan merendah di hadapan Allah, janganlah haramkan dirimu sendiri sedangkan engkau adalah orang beriman, untuk meraih karunia yang besar ini.

Merendah di hadapan Allah adalah puncak kenikmatan bagi orang-orang yang beriman, merendah kepada Tuhan semesta alam adalah keagungan yang abadi, dan kebanggaan yang besar bagimu.

Demi Allah, tidaklah memuliakan Allah kecuali yang merendah di hadapan keagungan-Nya dan menghadap Allah dengan keseluruhannya.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: muwasala.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *