Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 12 March 2022

Keutamaan Bulan Syakban, Bulan Istimewa di antara Rajab dan Ramadan


islamindonesia.id – Sebelum memasuki bulan Ramadan, umat Muslim mengenal bulan Syakban (Sya’ban) yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadan.

Sya’ban adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata “syi’ab” yang artinya ‘jalan di atas gunung’. Islam kemudian memanfaatkan bulan Syakban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.

Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadan, bulan Syakban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.

Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadan.

Bulan Syakban bahkan disebut bulan diangkatnya amal-amal. “Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. tidak pernah berpuasa (Sunah) lebih banyak daripada ketika bulan Syakban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Syakban di antara bulan Rajab dan Ramadan. Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT.

Pada bulan ini, sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).

Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Syakban dengan memperbanyak sedekah dan menjalin silaturahmi.

Keistimewaan lain bulan ini terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nishfu Sya’ban. Secara harfiyah istilah Nishfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syakban atau tanggal 15 Syakban. (Untuk tahun 1443 H ini, diperkirakan bertepatan dengan tanggal 17 atau 18 Maret 2022)

Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.

Imam Ghazali mengistilahkan malam Nishfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Syakban Allah SWT memberikan sepertiga syafaat kepada hamba-Nya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Syakban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.

Para ulama menyatakan bahwa Nishfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.

Dengan demikian, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan Syakban adalah bulan yang mulia.

Sesungguhnya bulan Syakban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan meningkatkan mutu amal ibadah demi mempertebal keimanan dan makin memperbanyak zikir serta memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *