Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 14 February 2021

Keistimewaan Bulan Rajab Menurut Imam al-Ghazali


islamindonesia.id – Keistimewaan Bulan Rajab Menurut Imam al-Ghazali

Imam al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulum al-Din, Bab Keutamaan Malam dan Hari Istimewa, menyebutkan mana saja malam-malam dan hari-hari yang istimewa tersebut. Kendati pun tidak secara khusus menyebutkan bulan Rajab, tapi di dalamnya dia banyak menyebutkan malam dan hari yang terjadi pada bulan Rajab.

Imam al-Ghazali menuturkan:

Melakukan ibadah pada malam-malam yang telah mendapatkan keutamaan adalah Sunah. Jumlah malam ini ada lima belas. Tidak ada yang boleh mengabaikan malam-malam ini, karena ini adalah alasan perbuatan baik dan waktu terbaik untuk diamalkan dalam agama.

Jika seseorang acuh tak acuh pada waktu-waktu ini, dia tidak akan mendapatkan manfaat. Malam-malam ini adalah berikut ini: Enam malam ganjil dari bagian terakhir bulan Ramadan, termasuk malam yang diberkahi malam Ramadan ke-17 di mana orang-orang beriman dan orang-orang kafir bertemu di Badar.

Sembilan malam sisanya adalah sebagai berikut ini: Malam pertama Muharram, malam Asyura, malam ke-1 Rajab, malam ke-15 Rajab, dan malam ke-27 Rajab karena itu adalah malam kenaikan Nabi ke langit (Isra Miraj).

Nabi bersabda tentang malam pengampunan ini, “Jika seseorang melakukan perbuatan baik di malam ini, dia mendapatkan pahala seratus tahun.”

Dia yang salat 12 rakaat di malam ini, membaca pada setiap rakaat surat al-Fatihah dan satu surat Alquran, Tasyahud sekali, dan mengirimkan salawat kepada Nabi seratus kali, memohon untuk dirinya sendiri apa yang dia inginkan untuknya di dunia ini dan akhirat dan bangun subuh dengan cepat, Allah akan menerima semua permohonannya.

Kemudian ada malam Nisfu Syaban. Salah satu (amalan)nya adalah salat seratus rakaat dan membaca al-Fatihah, sepuluh kali al-Ikhlas di setiap rakaat. Lalu ada malam Arafah dan dua malam Id.

Nabi bersabda, “Orang yang bangun di dua malam Id, jiwanya tidak akan mati ketika semua jiwa akan mati.”

Ada sembilan belas hari utama: Hari Arafah, hari Asyura, hari ke-27 Rajab (jika seseorang berpuasa pada hari ini, dia bagaikan berpuasa seperti biasanya selama enam puluh bulan, dan Allah mengutus Jibril pada hari ini dengan firman-Nya), hari ke-17 Ramadan (hari Perang Badar), hari ke-15 Syaban, hari Jumat, dua hari Id, sepuluh hari Zulhijah, dan hari Tasyriq.

Nabi bersabda, “Jika hari Jumat selamat, maka semua hari selamat. Jika bulan Ramadan selamat, maka sepanjang tahun selamat.”

Catatan: Dikutip dari Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din Vol.1 (Karachi: Darul-Ishaat, 1993), hlm 264.

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *