Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 05 April 2022

Jangan Sia-siakan Keutamaan dan Keberkahan Makan Sahur


islamindonesia.id – Ramadan adalah bulan penuh rahmah, maghfirah dan keutamaan. Banyak fadhilah yang Allah berikan di bulan suci ini.

Bulan Ramadan disebut juga “sayyidus syuhuur” (penghulu dari bulan-bulan yang lain). Ada pula yang menyebutnya bulan pendidikan (syahrut tarbiyah), karena pada bulan Ramadan ini jiwa-raga, mental-fisik, jasmani-rohani kita dididik, dilatih agar kuat hingga pada kulminasinya; meraih predikat takwa. Secara fisik badan kita kuat menahan lapar sampai maghrib dan secara rohani mental kita kuat menahan godaan-godaan yang dapat merusak (nilai) pahala ibadah puasa. Karena sejatinya puasa bukan sekadar perkara menahan lapar dan haus saja, melainkan menahan segala unsur kemanusiaan kita dari hal-hal yang buruk.

Salah satu amalan yang menunjukkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan tarbiyah yaitu disunahkannya makan sahur. Hal ini menunjukkan bahwa puasa bukan kegiatan tanpa persiapan. Itulah sebabnya di beberapa daerah banyak tradisi menyambut bulan Ramadan atau dikenal dengan istilah tarhib Ramadan. Layaknya orang bersekolah kita butuh persiapan untuk menempuh pendidikan di sekolah. Begitupun Ramadan, saat akan tiba hendaknya kita bersiap-siap menyambutnya dengan segala persiapan. Bahkan Nabi Muhammad menyebutkan bahwa orang yang bergembira menyambut datangnya bulan Ramadan maka diharamkan jasadnya dari api neraka.

Setelah masuk bulan Ramadan saat akan memulai puasa kita pun mempersiapkan diri dengan makan sahur. Berasal dari bahasa Arab, “sahur” memiliki makna kurang lebih sebagai makanan yang disantap sebelum puasa. Sedangkan bila diucapkan dengan dhommah di huruf sin, “suhuur”  berarti perbuatan menyantap makanan sahur. Namun di Indonesia umum dikenalnya dengan istilah sahur yang menunjukkan arti makan sahur sebelum melaksanakan puasa.

Begitu pentingnya sahur sampai Nabi mengatakan (memerintahkan) kepada kita untuk bersahur dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Anas bin Malik, “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makanan sahur terdapat barakah.”

Keberkahan apa saja yang ada di waktu sahur? Kata “barakah” dalam kamus Al-Ma’ani dapat berarti “azziyadah” (tambahan) dan “al-khoir” (kebaikan). Berkah merupakan akumulasi dari berbagai kebaikan sehingga dalam keberkahan terdapat fluktuasi kebaikan. Ada beberapa kebaikan yang bertambah (keberkahan) pada saat sahur. Di antaranya berkah fisik, berkah mental, dan berkah spiritual.

Berkah fisik kita rasakan sebagai kekuatan fisik yang bertambah saat kita melaksanakan sahur. Ketika tubuh kita sudah diasupi makanan maka fisik kita pun sudah siap untuk melaksanakan puasa. Seberapapun makanan yang masuk akan menjadi subsidi bagi kekuatan fisik kita selama menjalankan puasa dari selesai sahur sampai waktu maghrib tiba saatnya untuk berbuka puasa. Nabi Muhammad pun sangat menganjurkan untuk makan sahur, walaupun (dalam hadis disebutkan) hanya dengan seteguk air (jur’atan minal maa’).

Imam Nawawi berkata, “Adapun barakah makanan sahur secara zahir (nampak), yaitu dengan kuatnya badan ketika berpuasa, menjadikannya rajin beribadah, menjadikannya termotivasi ingin menambah lagi amalan puasanya, karena nampak ringan puasa baginya setelah makan sahur, dan inilah makna yang benar dari makan sahur.”

Keberkahan selanjutnya yang bisa kita rasakan adalah berkah mental. Contoh kecil adalah bagi sebagian orang yang memiliki penyakit maag merasa heran mengapa ketika berpuasa nyeri lambungnya tidak keluar atau tidak merasakan perih. Sedangkan di hari biasa ketika waktu makannya telat maka asam lambungnya naik dan terasa perih. Hal tersebut hanya bisa dirasakan dan dijawab dengan keimanan orang yang berpuasa. Saat kita makan sahur, bukan hanya fisik kita yang bekerja tetapi mental kita juga memprogram dan terekam dalam otak bahwa kita akan kuat melaksanakan puasa dari sahur ini. Sugesti tersebut memengaruhi organ lambung yang memiliki maag tersebut sehingga di siang hari sampai sore hari asam lambung tidak naik.

Berkah selanjutnya adalah berkah spiritual. Dengan rutinnya kita bangun di waktu sahur dan melaksanakan makan sahur selama di bulan Ramadan maka efeknya adalah kita sudah terbiasa untuk bangun malam melaksanakan qiyamullail di 11 bulan selanjutnya. Inilah salah satu pendidikan yang ditanamkan di bulan Ramadan khususnya di waktu sahur. Selain itu spiritual kita akan semakin terasah dan meningkat dengan dukungan shalawat yang juga diberikan di waktu sahur. Sebagaimana dalam hadis riwayat Abu Sa’id Al-Khudri disebutkan bahwa sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang melaksanakan sahur (fa innallaha wa malaaikatahu yusholluuna ‘alal mutasahhiriina).

Menurut Imam Nawawi, dengan bangun sahur dapat menjadikan kita senantiasa berdoa dan berzikir di waktu yang mulia, yaitu waktu ketika turun Ar Rahmah, dan diterimanya doa dan diampuninya dosa. Seorang yang bangun sahur dapat berwudu kemudian salat malam, kemudian mengisi waktunya dengan doa, zikir, dan salat malam, dan menyibukkan diri dengan ibadah lainnya hingga terbit fajar.

Semoga kita dapat memahami makna ibadah puasa dari keberkahan waktu sahur ini sehingga amalan-amalan yang kita lakukan akan menambah keberkahan kita dalam hidup, memotivasi fisik dan mental serta spiritual kita sampai bulan-bulan selanjutnya setelah Ramadan. 

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *