Satu Islam Untuk Semua

Friday, 06 January 2023

Jangan Lakukan Aksi ‘Saweran’ Saat Qariah Membaca Al-Qur’an


islamindonesia.id – Viral aksi saweran terhadap qariah Nadia Hawasyi yang sedang membaca Alquran, direspons beragam oleh banyak pihak di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak aksi saweran ini dilakukan oleh dua pria dan seorang wanita.

Aksi tak patut yang dilakukan beberapa orang di sebuah acara perayaan Maulid Nabi Muhammad s.a.w di Kabupaten Pandeglang, Banten tersebut dinilai bertolak belakang dengan adab yang diajarkan dalam Islam.

Islam sendiri telah mengajarkan sejumlah adab ketika ada orang yang membaca Alquran. Hal ini termuat dalam Alquran yang diterjemahkan oleh para ahli tafsir dalam kitabnya dan juga dalam sejumlah kitab adab.

Salah satunya disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir saat menafsirkan surah Al A’raf ayat 204. Dikatakan, Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk mendengarkan dengan baik, penuh perhatian, dan tenang ketika ada orang yang membaca Alquran. Menurut Imam Ibnu Katsir, hal ini dilakukan untuk mengagungkan dan menghormati Alquran.

Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Jika dibacakan Alquran, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al A’raf: 204)

Menurut sebuah riwayat dari Imam Ahmad, orang yang mendengarkan ayat Alquran akan dicatat amalnya sebagai kebaikan yang berlipat ganda.

Rasulullah s.a.w bersabda, “Barang siapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah, maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di Hari Kiamat.”

Adab mendengar bacaan Alquran ini turut dijelaskan dalam buku Klasifikasi Kandungan Alquran karya Choiruddin Hadhiri. Dikatakan, hendaknya mendengarkan dengan baik dan tenang agar mendapat rahmat Allah SWT. Kemudian, apabila mendengar bacaan ayat-ayat sajdah, maka diSunahkan untuk melakukan sujud tilawah.

Sementara itu, Yusuf Al-Qaradhawi menyebut dalam Kitab Kaifa Nata’amal Ma’a Alquran, ada dua adab yang harus diperhatikan ketika menyimak orang yang membaca Alquran. Yakni mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang. Artinya, ketika ada yang membaca Al-Qur’an, hendaknya kita serius memperhatikan, merasakan pengaruh dan “menyatu” dengan Alquran.

Selanjutnya, disebutkan dalam Kitabul-Aadab karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, Rasulullah s.a.w dan para sahabat bahkan sampai menangis ketika mendengar bacaan Alquran.

Sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Asy-Syakhir, dia berkata, “Aku mendatangi Nabi s.a.w dan beliau sedang salat. Dan pada kerongkongannya ada suara seperti suara air di periuk yang mendidih. Yakni, beliau menangis.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i)

Rasulullah s.a.w juga pernah menangis ketika mendengar Ibnu Mas’ud membacakan Alquran di hadapan beliau. Hadis ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Rasulullah s.a.w bersabda, ‘Bacalah Alquran di hadapanku!’ Aku bertanya, ‘Apakah aku membacanya di hadapan engkau sedangkan Alquran ini diturunkan kepadamu?’ Rasul berkata, ‘Aku suka kalau aku mendengarnya dari selainku’. Maka aku membaca surah An-Nisa hingga aku sampai pada ayat, ‘Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apakah Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (Sebagai umatmu)’.” (QS An Nisa:41) Rasulullah berkata, ‘Cukuplah sampai di sini.’ Maka, aku menoleh kepadanya dan kedua mata Rasulullah s.a.w berderaian air mata.” (HR Bukhari)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *