Satu Islam Untuk Semua

Friday, 07 January 2022

Inilah Mengapa Islam Melarang Kita Tidur Sehabis Makan


islamindonesia.id – Pernah mengalami rasa kantuk yang tak tertahankan sehabis makan? Ya, mungkin sebagian besar dari kita kerap merasakannya.

Sekadar informasi, rasa kantuk yang muncul setiap usai makan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun setidaknya, dua faktor berikut ini yang lebih dominan.

  1. Pengaruh hormon selama proses pencernaan
    Makanan dan minuman yang kita konsumsi akan dicerna oleh lambung dan usus. Saat proses pencernaan berlangsung, tubuh akan melepaskan hormon tertentu seperti serotonin dan melatonin. Peningkatan kedua hormon itulah yang disebut bisa menimbulkan rasa kantuk setelah kita makan.
  2. Perubahan aliran darah di otak
    Selain faktor hormonal, perubahan aliran darah pada otak yang terjadi setelah makan juga kerap disebut sebagai penyebab munculnya fenomena “ngantuk sehabis makan”. Sebab, setelah makan, aliran darah akan lebih banyak dialihkan ke saluran pencernaan agar tubuh dapat mengolah dan menyerap energi serta nutrisi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Ketika hal tersebut terjadi, aliran darah pada otak akan sedikit berkurang dan menyebabkan kita sering menguap dan mengantuk guna mencukupi kebutuhan oksigen di otak.

Karena dua faktor tersebut, kebanyakan dari kita memutuskan langsung tidur setelah makan. Padahal dalam Islam, kebiasaan tidur setelah makan ini disebut memiliki banyak keburukan yang sebaiknya dihindari oleh kaum Muslim.

Dalam kitab Adzkar karya Imam Nawawi disebutkan sebuah hadis berkenaan dengan larangan tidur usai makan.

Larangan ini terdapat dalam bab terkait Makan dan Minum yang berisikan etika dan doa.

Kitab Adzkar ini juga merupakan kitab babon yang digunakan dalam Islam terkait aturan hidup sehari-sehari, termasuk di dalamnya berisikan doa dan etika.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah, istri Rasulullah, disebutkan tentang hal-hal yang sebaiknya dilakukan seusai makan.

Rasulullah s.a.w bersabda, “Leburkan makanan kalian dengan zikir kepada Allah SWT dan shalat. Dan janganlah kalian langsung tidur setelah makan, sehingga akibatnya membuat hati kalian menjadi keras.”

Seperti disampaikan Rasulullah melalui hadis tersebut, kita setidaknya bisa memahami alasan kenapa dalam Islam, ada beberapa etika yang harus diperhatikan setelah makan, yang dapat dipastikan bakal memiliki kebaikan bagi tubuh. Salah satunya adalah agar setelah makan, kita tetap beraktivitas dan tidak langsung tidur.

Salah satu makna dari hadis terkait larangan terkait tidur usai makan adalah anjuran untuk melakukan aktivitas tertentu, agar hati kita tidak menjadi keras.

Aktivitas ini agar tubuh tidak tergerak untuk tidur atau melakukan jenis kemalasan lainnya. Yakni dengan memberikan jeda pada tubuh dengan aktivitas yang membuat tubuh tetap bergerak.

Salah satu contohnya adalah sebagaimana saran Rasulullah, yaitu menggantikannya dengan aktivitas seperti zikir atau shalat.

Lewat zikir atau shalat, tubuh akan bergerak sehingga makanan akan terserap menjadi energi untuk beraktivitas, dan bukan dibiarkan menumpuk dan akhirnya berpengaruh buruk bagi tubuh.

Mungkin itulah sebabnya, mengapa persoalan makan menjadi salah satu hal penting dan sering diajarkan oleh para ulama agar benar-benar diperhatikan, khususnya terkait cara makan dan berkenaan dengan kehalalan makanan tersebut.

Di samping itu, para ulama juga menekankan terkait beberapa etika yang harus diperhatikan saat makan, di antaranya larangan agar tidak tidur setelahnya, sehingga kita dapat terhindar dari banyaknya mudharat (keburukan) di dalamnya.

Lalu apa saja bahaya dan dampak negatif dari kebiasaan buruk “tidur sehabis makan” menurut pandangan pakar kesehatan?

Perlu diketahui bahwa tubuh perlu waktu yang cukup untuk mengolah makanan dalam sistem pencernaan. Jika kebiasaan tidur sehabis makan sering dilakukan, kebiasaan ini justru akan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Kebiasaan tidur sehabis makan dapat mengganggu kualitas tidur, memengaruhi berat badan, dan bahkan meningkatkan risiko sejumlah penyakit.

Di bawah ini berbagai masalah kesehatan yang mungkin muncul akibat kebiasaan tidur setelah makan.

  1. Heartburn
    Heartburn merupakan rasa tak nyaman, nyeri, atau panas pada ulu hati akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan. Kondisi ini biasanya dialami oleh penderita gangguan lambung seperti penyakit GERD dan orang-orang yang mengalami obesitas.

Ada banyak faktor yang dapat memicu heartburn, salah satunya kebiasaan tidur setelah makan. Saat kita berbaring dengan perut yang penuh, asam lambung dapat mengalir kembali ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

Gejala gangguan pencernaan ini akan lebih sering muncul bila sebelumnya kita telah memiliki masalah dengan asam lambung. Selain itu, tekanan pada perut akibat berat badan berlebih juga dapat memperparah rasa tak nyaman pada ulu hati.

  1. Stroke
    Menurut sebuah studi di University of Ioannina Medical School, Yunani, tidur sehabis makan dapat meningkatkan risiko stroke. Orang yang memiliki jeda paling lama antara waktu makan dan tidur justru berisiko paling rendah untuk mengalami penyakit ini.

Penelitian ini tidak menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi, tapi ada teori yang mengatakan bahwa makan mendekati waktu tidur meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan. Hal ini menyebabkan sleep apnea yang berkaitan dengan stroke.

Teori lainnya menyatakan bahwa terjadi perubahan kadar gula darah, kolesterol, serta tekanan darah bila kita langsung terlelap setelah makan. Ketiga faktor inilah yang mungkin meningkatkan risiko stroke, tapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan hal ini.

  1. Berat badan berlebih
    Jika kita langsung terlelap setelah makan malam, tubuh tidak akan memiliki cukup waktu untuk membakar kalori dalam makanan. Kalori yang tidak terbakar akhirnya menumpuk dalam tubuh dan berubah menjadi timbunan lemak.

Makan malam mendekati waktu istirahat juga bisa membuat kita merasa kenyang pada esok harinya. Hal ini dapat memicu keinginan untuk makan dalam jumlah banyak pada siang hari atau makan makanan ringan yang tidak sehat secara berlebihan.

Kebanyakan jenis camilan pada malam hari juga mengandung banyak lemak dan kalori, sebut saja mi instan, gorengan, atau makanan manis. Jika dibiarkan, kebiasaan makan sebelum waktu tidur dapat mengganggu berat badan ideal kita.

  1. Mengganggu kualitas tidur
    Kebiasaan tidur setelah makan bisa memengaruhi kualitas tidur kita pada malam hari. Misalnya, makanan berat atau berlemak dapat menyebabkan kembung dan sakit perut sehingga membuat kita harus berganti posisi tidur berulang kali.

Bila kita makan makanan pedas sebelum tidur, kita bisa saja mengalami heartburn atau gangguan pencernaan sehingga tidak bisa tidur nyenyak. Bahkan, kita mungkin saja harus bolak-balik ke kamar mandi karena rasa panas pada perut.

Makan terlalu banyak sebelum tidur juga bisa menimbulkan gangguan lain, yakni sleep apnea. Kondisi ini ditandai dengan terhentinya napas selama beberapa saat. Akibatnya, otak tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup selama kita terlelap.

Jadi, berapa lama jeda antara waktu makan dan tidur yang disarankan?

Setelah makan malam, tunggulah sedikitnya selama tiga jam sebelum berbaring. Selama periode ini, makanan yang dikonsumsi telah melewati proses pencernaan dalam organ lambung dan siap bergerak menuju usus halus.

Produksi asam lambung juga mulai menurun karena lambung telah selesai menggiling makanan. Meski proses pencernaan belum sepenuhnya selesai, setidaknya lambung kini telah kosong dan makanan hanya perlu melewati proses penyerapan zat gizi.

Dengan begitu, saat berbaring, kemungkinan asam lambung naik ke kerongkongan akan menjadi lebih kecil. Sehingga kita akan terhindar dari gangguan pencernaan seperti heartburn atau insomnia akibat rasa tidak nyaman pada perut.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *