Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 29 April 2023

Inilah 4 Jenis Puasa yang Dianjurkan di Bulan Syawal


islamindonesia.id – Seperti yang pada umumnya sudah diketahui para kaum Muslimin, Rasulullah s.a.w menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa 6 hari di bulan Syawal. Namun tahukah pembaca, bahwa selain itu, ada beberapa jenis puasa yang bisa dikerjakan di bulan Syawal? Puasa apa saja? Berikut sekilas penjelasannya.

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunah Sayyid Sabiq mengatakan, Rasulullah s.a.w memotivasi umatnya untuk melakukan puasa-puasa Sunah. Antara lain puasa enam hari di bulan Syawal, puasa pada Asyhurul Hurum (bulan-bulan yang diharamkan perang, yakni Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab), puasa Ayyamul Bidh, puasa Nabi Dawud, dan puasa Senin dan Kamis.

Di antara puasa tersebut, berikut puasa sunah yang bisa dikerjakan di bulan Syawal:

1. Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Puasa enam hari di bulan Syawal ini diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari RA, bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka seakan-akan dia berpuasa setahun.” (HR Al-Jamaah, selain Al-Bukhari dan An-Nasa’i)

Dalam hal ini, Abdurrahman Ahmad dalam buku 12 Bulan Mulia-Amalan Sepanjang Tahun menjelaskan bahwa puasa enam hari di bulan Syawal ini dapat menyempurnakan pahala puasa setahun penuh.

Puasa Syawal juga dapat diibaratkan sebagai shalat sunah Rawatib Qabliah dan Ba’diah yang menyempurnakan kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada shalat-shalat fardhu.

Karena pada hari kiamat kelak amalan fardhu akan dapat disempurnakan dengan amalan-amalan Sunah.

2. Puasa Hari Senin dan Kamis

Seperti yang diriwayatkan, Nabi Muhammad s.a.w paling banyak berpuasa di hari Senin dan Kamis. Ketika ditanya (alasannya) beliau menjawab, “Sesungguhnya amal-amal itu diajukan (kepada Allah) setiap hari Senin dan Kamis, maka Allah mengampuni setiap Muslim atau setiap Mukmin, kecuali Mutahajirin (dua orang yang bermusuhan).” (HR Ahmad)

Ubaidurrahim El-Hamdy dalam buku The Miracle of Puasa Senin Kamis, turut menjelaskan mengenai alasan puasa hari Senin dan Kamis yang bisa mempertebal keimanan dan mendekatkan orang yang melaksanakannya dengan Allah SWT.

Dengan membiasakan diri berpuasa hari Senin dan Kamis, merupakan tanda diterimanya amal perbuatan seorang hamba saat melaksanakan amaliah di bulan Ramadhan.

Jika Allah SWT menerima amalan Muslim, maka Dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal saleh setelahnya.

Puasa hari Senin dan Kamis juga menjernihkan pikiran orang yang melaksanakannya. Dengannya, ia akan lebih khusyuk dan tenang dalam melaksanakan ibadah-ibadah lainnya, khususnya shalat lima waktu.

3. Puasa Ayyamul Bidh

Ahmad Syahirul Alim dalam buku Rahasia Puasa Sunah, menjelaskan mengenai ketentuan puasa Ayyamul Bidh.

Puasa Ayyamul Bidh adalah pertengahan bulan-bulan Qomariyyah yaitu tanggal 13, 14, dan 15 bulan Qomariyyah. Tepatnya pada saat lingkaran cahaya bulan terlihat sempurna atau yang disebut dengan bulan purnama.

Rasulullah s.a.w menganjurkan kepada para sahabatnya untuk berpuasa di ketiga hari ini.

“Kekasihku Rasulullah s.a.w berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, aku tidak akan meninggalkannya selama aku hidup; berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan tidak tidur sampai aku shalat Witir.” (HR Bukhari dari Abu Darda)

4. Puasa Nabi Dawud

Puasa yang bisa dikerjakan pada bulan Syawal lainnya adalah puasa Nabi Dawud. Puasa ini dikerjakan dengan sehari puasa, sehari berbuka.

Diriwayatkan, Rasulullah s.a.w bersabda: “Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan shalat paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Dawud. Ia tidur setengah malam dan bangun sepertiganya dan beliau tidur lagi seperenam malam. Beliau puasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) sehari.'” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *