Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 06 April 2023

Ikhlas: Pengertian, Ciri-ciri dan Tingkatannya


islamindonesia.id – Pepatah yang mengatakan bahwa hidup tidak mudah, sepertinya memang benar adanya. Karena lazimnya berbagai masalah hidup selalu datang dan menjadi ujian bagi setiap orang. Tidak jarang, masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup terasa berat dan sulit dilalui. Hal ini pun sering kali menjadi sumber stres yang bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental bagi seseorang.

Dalam hal ini, kesabaran juga hal penting yang perlu ditanamkan dalam hati selama menghadapi cobaan hidup. Selain itu, dalam Islam umat Muslim diajarkan untuk melatih keikhlasan dalam menemui beragam ujian hidup. Bahkan, sekali pun ujian tersebut terasa berat atau sulit untuk dilalui.

Bukan hanya saat menghadapi cobaan, ikhlas juga perlu diterapkan dalam berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Pengertian ikhlas dipahami sebagai suatu ketulusan hati. Apabila seseorang mengerjakan sesuatu dengan hati yang tulus tanpa mengharapkan suatu hal lain, maka itu bisa disebut sebagai keikhlasan.

Selain itu, terdapat beberapa tanda dari sikap ikhlas yang perlu dipahami. Tanda-tanda ini bisa menjadi pedoman Anda dalam mengukur kualitas diri, apakah Anda sudah mampu menerapkan sikap ikhlas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, ada pula tingkatan dalam ikhlas yang tak kalah penting untuk dipahami.

Pengertian Ikhlas dan Ciri-cirinya

Seperti disebutkan sebelumnya, pengertian ikhlas adalah suatu niat murni dan tulus yang dalam mengerjakan segala sesuatu tidak lain untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurut ilmu tasawuf, ikhlas juga dipahami sebagai mengarahkan segala sesuatu untuk orientasi ketaatan, semata-mata hanya karena Allah.

Pengertian ikhlas juga disebut sebagai rahasia antara Allah dan hamba-Nya, bahkan tidak ada malaikat yang mengetahui dan mencatatnya, tidak ada setan yang mengetahui dan merusaknya, tidak ada pula hawa nafsu yang mengetahui lalu menyondongkan ke hal lain yang buruk.

Seperti yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad s.a.w, ketika itu beliau bertanya kepada Malaikat Jibril, apa yang dimaksud dengan ikhlas. Lalu Malaikat Jibril pun bertanya kepada Tuhan, dan menjawab pertanyaan Rasulullah, bahwa ikhlas adalah rahasia Allah yang ditempatkan di hati setiap hamba-hamba yang dicintai-Nya.

Dalam hal ini, terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai keikhlasan dalam hatinya.

Ciri pertama, orang yang ikhlas adalah orang yang menganggap pujian dan celaan adalah hal yang sama.

Ciri kedua, orang yang ikhlas adalah ia yang melupakan pekerjaan baiknya kepada orang lain, atau tidak mengingat-ingat hal baik yang telah dilakukan.

Terakhir, orang ikhlas termasuk jika ia lupa bahwa hal baik yang dilakukannya akan memperoleh pahala di akhirat.

Tingkatan Ikhlas

Setelah memahami pengertian ikhlas dan ciri-cirinya, terdapat tiga tingkatan dalam ikhlas yang tak kalah penting untuk diketahui. Seperti diketahui bahwa ikhlas menjadi syarat diterimanya amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang Mukmin di sisi Allah.

Ikhlas juga berarti membersihkan amal dari berbagai kotoran. Artinya, orang yang ikhlas dalam mengerjakan amalan terbebas dari niat buruk dan hal-hal negatif lainnya yang mengurangi kemurnian dan ketulusannya. Yakni ketika seseorang melakukan amalan hanya karena Allah semata, tidak ada keinginan untuk mendapatkan balasan di dunia, semua murni karena Allah.

Untuk memperjelas, terdapat tiga tingkatan ikhlas yang perlu Anda pahami. Tingkatan pertama dalam ikhlas, atau tingkatan ikhlas terendah adalah ketika orang beribadah karena Allah namun memiliki harapan untuk mendapat imbalan duniawi dengan ibadah yang dilakukan tersebut. Misalnya, seseorang rajin menunaikan Shalat Dhuha dengan harapan agar mendapatkan kemudahan rezeki.

Hal ini masih dianggap sebagai ibadah yang ikhlas namun, merupakan golongan ikhlas paling rendah. Sah-sah saja jika seseorang melakukan ibadah seperti contoh di atas. Sebab, tak bisa dimungkiri bahwa setiap manusia masih memiliki hasrat dan keinginan duniawi, dan diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk memanjatkan keinginan tersebut kepada Allah.

Selanjutnya, pengertian ikhlas tingkatan kedua yaitu orang yang melakukan amal ibadah karena Allah namun masih memiliki keinginan agar ibadahnya kelak bisa mendapatkan pahala besar dari Allah. Atau dia beribadah dengan harapan agar kelak di hari kiamat ia termasuk orang yang terselamatkan dan terlindungi dari berbagai bencana dan kerusakan yang mengerikan.

Terakhir, ikhlas tingkatan paling tinggi adalah ketika seseorang melakukan amal ibadah tanpa adanya keinginan, dan hanya ingin melakukannya semata-mata karena Allah. Bahwa ia melakukan ibadah sebagai upaya untuk melakukan perintah yang diberikan oleh Allah, bukan untuk mencari pujian, harta, kecintaan, dan lain sebagainya.

Sikap tulus ini sangat murni seperti segelas air putih, bening dan bersih tanpa tercampur oleh hal apa pun. Tentu bukan suatu hal yang mudah, namun jika seorang Mukmin mampu melakukan hal ini, maka termasuk golongan orang yang sungguh dekat dengan pertolongan Allah. Bukan hanya itu, orang yang memiliki hati yang ikhlas dan tulus juga termasuk orang-orang yang akan senantiasa dicintai Allah.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *