Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 09 September 2018

Empat Kelompok Manusia dalam Menghadapi Musibah


islamindonesia.id – Empat Kelompok Manusia dalam Menghadapi Musibah

 

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah di dalam kitabnya, ‘Uddatus Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin (Bekal Orang-orang Sabar dan Perbendaharaan Orang-orang yang Bersyukur) menyebutkan adanya empat kelompok manusia dalam menyikapi setiap musibah dan cobaan hidup di dunia. Keempat kelompok itu adalah;

Pertama; kelompok manusia yang lemah.

Yaitu orang-orang yang selalu berkeluh kesah terhadap setiap keadaan. Dia selalu mengadu namun bukan kepada Allah tempat mengadu melainkan kepada sesama manusia. Ia selalu meratapi hari-hari bahkan tidak jarang ia bertindak di luar batas untuk melampiaskan amarah atas takdir buruk yang ia terima. Ia selalu mengeluh kepada semua orang. Padahal dengan banyak mengeluh bukannya orang akan simpati malah akan menjauh. Dan juga dengan banyak mengeluh persoalan bukannya kelar malah bertambah rumit. Sikap ini adalah sikap orang-orang yang lemah imannya, lemah akal dan agamanya.

Kedua; kelompok manusia yang bersabar.

Sabar atas musibah dengan cara menahan diri dari melakukan hal-hal yang mengundang amarah Allah SWT. Menahan lisan dari berucap kata yang tidak disukai Allah. Mencegah perbuatan dari perkara yang dimurkai Allah.

Orang yang sabar dalam menghadapi musibah senantiasa berdoa agar Allah menyingkirkan dan meringankan musibah yang menimpanya dan berharap pahala yang ada padanya, di saat yang sama ia mengambil sebab dan upaya agar musibah itu berlalu darinya.

Dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Shuhaib berkata; Rasulullah SAW bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang Mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR: Muslim)

Setiap Mukmin akan selalu mendapat ujian. Dan Allah tidak akan memberi beban kecuali sesuai kemampuannya.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman: لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَا‌ۚ

“Tidaklah Allah membebani seseorang kecuali sebatas kemampuannya.” [QS. al-Baqarah:286]

Ketiga; kelompok manusia yang ridha.

Yaitu mereka yang berlapang dada ketika musibah menimpanya. Orang yang ridha atas musibah sangat menyadari bahwa semua yang terjadi atas kehendak Allah. Baginya, ketika ditimpa musibah seolah-olah dia tidak merasa mendapat musibah. Derajat ridha atas musibah tentu lebih tinggi tingkatannya dari sikap sabar. Perbedaan tingkatan ketiga ini dengan tingkatan sebelumnya nampak jelas karena adanya musibah dan tidak adanya sama saja dalam tingkatan ridha. Adapun pada tingkatan sebelumnya, jika ada musibah dia masih merasakan berat, namun ia tetap bersabar.

Keempat; kelompok manusia yang bersyukur.

Aneh kedengarannya, ditimpa musibah kok malah bersyukur. Ditimpa musibah kok malah berterima kasih.  Ya memang demikian keadaannya kelompok keempat ini. Baginya musibah adalah sesuatu yang ‘mengasyikkan’. Dia seakan menikmati ‘memadu kasih’ dengan Tuhannya di saat tertimpa musibah, bagaimanapun bentuknya.

Malah, kalau bisa dia berharap agar musibah itu tidak lekas hilang darinya. Yang menempati derajat ini adalah para nabi dan rasul, wali-wali Allah, orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang mendalam.

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian memaklumkan; sungguh apabila kamu telah bersyukur, pasti akan Aku tambah nikmat kepadamu; tetapi apabila kamu kufur, adzab-Ku amatlah pedih.” [QS. Ibrahim: 7]

Jika kita yang diuji dan dihadapkan pada musibah, kira-kira tergolong ke kelompok yang manakah kita? Apakah kita masuk kelompok pertama? Na’udzubillah, berarti kita masuk kelompok orang yang imannya bermasalah.

Atau kelompok kedua? Ya, paling tidak ke dalam kelompok inilah sikap kita; bersabar atas musibah. Ini adalah sikap wajib bagi seorang Mukmin.

Maka ingatlah selalu pesan Al-Quran, “Fa inna ma’al ‘ushri yusra, inna ma’al ‘ushri yusra.” (Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sungguh bersama kesulitan ada kemudahan). [QS. as-Syarh: 5 – 6]

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *