Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 25 July 2023

Bolehkah Meninggalkan Ikhtiar dan Pasrah pada Takdir?


islamindonesia.id – Seseorang biasanya berikhtiar dengan berusaha agar mencapai keinginan atau menghindari suatu hal. Namun bolehkah seorang Muslim meninggalkan ikhtiar dan pasrah pada takdir?

Sebagian orang memahami sikap pasrah pada takdir merupakan wujud tawakal sebagai sikap berserah diri dan pasrah tanpa usaha sama sekali. Sebagai contoh, seseorang yang sedang sakit menginginkan sembuh tanpa berobat.

Apakah yang demikian merupakan praktik tawakal yang benar? Tentu tidak! Sebab, tawakal adalah sikap pasrah kepada Allah SWT setelah melakukan berbagai ikhtiar dan doa.

Tentang tawakal ini, Rasulullah s.a.w bersabda: “Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” (Riwayat Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Ibnu Rajab dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadis ini mengatakan, “Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘Azza wa Jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata.”

Dari kutipan di atas kita menjadi paham bahwa tawakal bukan hanya menyandarkan hati kepada Allah SWT, melainkan adanya sebuah ikhtiar terlebih dahulu. Hal ini diibaratkan seekor burung yang berikhtiar mencari makan.

Al Munawi juga mengatakan, “Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali ketika sore dalam keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah yang memberi rezeki. Yang memberi rezeki adalah Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa tawakal tidak harus meninggalkan sebab, akan tetapi dengan melakukan berbagai sebab yang akan membawa pada hasil yang diinginkan. Karena burung saja mendapatkan rezeki dengan usaha sehingga hal ini menuntunkan pada kita untuk mencari rezeki.”

Sebagai Muslim kita yakin bahwa iman kepada takdir merupakan keyakinan bahwa semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT. Namun demikian, seorang Muslim juga tidak boleh meninggalkan ikhtiar dan hanya pasrah kepada takdir.

Allah SWT berfirman: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail: 5-7) 

Sedangkan Nabi s.a.w bersabda: “Berusahalah (yaitu dengan melakukan amal shalih), karena semuanya akan dimudahkan untuk sesuatu yang ia diciptakan untuk itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Artinya, jalan menuju surga akan menjadi mudah bagi mereka yang berjuang untuk mendapatkan surga. Sementara jalan menuju kehancuran pun akan dibuat mudah bagi mereka yang telah ditentukan atasnya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *