Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 30 March 2019

Beberapa Adab Penting dalam Memberi dan Menerima Hadiah


islamindonesia.id – Beberapa Adab Penting dalam Memberi dan Menerima Hadiah

Diriwayatkan dalam sebuah hadis, “Berilah hadiah, maka engkau akan dicintai.”

Hadiah memberikan pengaruh besar pada penerimanya. Karena, pada saat Anda memberi hadiah—dengan ketulusan di dalamnya, bukan pada nilai materinya—maka sebenarnya Anda sedang mengirimkan pesan cinta dan kasih sayang. Oleh sebab itu, si penerima akan merasa bahagia dan mengenangnya, dan adalah hak Anda untuk menerima ucapan terima kasih darinya.

Kenyataannya hadiah merupakan ekspresi perasaan yang tak dapat diutarakan dengan kata-kata. Lalu apa saja adab dalam memberikan hadiah agar tercapai tujuannya? Berikut di antaranya:

Kita mesti berhati-hati dalam memilih hadiah, karena pilihan seseorang itu mencerminkan tingkat intelektualitasnya. Hadiah boleh jadi kecil, namun nilainya besar. Buku yang disukai teman Anda mungkin bisa menjadi hadiah terbaik, ketimbang lainnya.

Beberapa orang berkata bahwa hadiah mesti diberikan pada momen tertentu, namun bisa saja hadiah tersebut diberikan kapan pun, karena semangat persahabatan Anda dengan teman Anda itu sendiri merupakan sebuah momen. Namun demikian, memilih momen tertentu dalam memberikan hadiah—seperti hadiah atas kesuksesan, pernikahan, kembali dari perjalanan—akan memberi pengaruh besar bagi hubungan seseorang.

Membungkus hadiah dengan sesuatu yang menarik merupakan ekspresi kegembiraan dan harapan baik, yang akan membuat hadiah tersebut berbicara lebih banyak ketimbang lisan.

Pemberi hadiah mesti memperhatikan hadiah yang diberikannya. Karena, beberapa hadiah memiliki masa hidup yang pendek, sedang yang lain panjang. Atau, beberapa hadiah memiliki efek terbatas, sedang yang lain tak terbatas.

Tidak baik menolak hadiah atau meremehkannya. Meskipun dia bernilai kecil, kita harus tetap berterima kasih kepada pemberinya dan menerimanya dengan hormat.

Diriwayatkan bahwa suatu hari seorang murid mempersembahkan mentimun sebagai hadiah kepada gurunya. Sang guru memakannya satu, namun rasanya pahit. Lalu ia mengambil satu lagi dan memakannya, tetapi juga pahit. Akhirnya ia memakan semuanya tanpa mengajak murid-murid lainnya.

Mereka heran dengan kelakuan gurunya itu. Sementara, sang murid yang memberi hadiah tersebut pergi meninggalkan gurunya dengan perasaan gembira. Setelah itu, barulah sang guru berkata kepada murid-murid lainnya, “Mungkin kalian heran dengan tindakanku tadi. Mentimun-mentimun itu rasanya pahit. Bila aku mengajak kalian untuk memakannya juga, kalian pasti tidak akan memakannya dan si pemberi hadiah tentu akan sedih. Karena itulah, aku diam dan tidak mengajak kalian.”

Tidak baik memberi seseorang hadiah, yang merupakan hadiah orang lain kepada Anda. Karena, dikatakan bahwa sebuah hadiah tidak dapat diberikan dua kali. Si pemberi hadiah tentu menginginkannya menjadi milik Anda. Apa yang akan Anda katakan ketika ia melihat pemberiannya menjadi milik orang lain? Boleh jadi itu akan menyakitinya.

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *