Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 24 December 2022

Aturan dan Keutamaan Mengundang Makan-makan dalam Islam


islamindonesia.id – Makan-makan merupakan salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan bagi kebanyakan orang. Bisa mengajak teman-teman, saudara, atau keluarga untuk makan bersama merupakan hal yang sangat menyenangkan. Namun, dalam pandangan Islam, mengundang makan-makan juga memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan.

Pertama, mengundang makan-makan harus dilakukan dengan niat yang baik dan tulus. Hal ini dikarenakan niat merupakan salah satu faktor penting dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang Muslim. Jika dilandasi niat yang buruk, seperti ingin menunjuk-nunjukkan kemewahan atau ingin menyakiti orang lain yang diundang, maka kegiatan tersebut tidak akan mendapat pahala dari Allah SWT.

Kedua, dalam mengundang makan-makan, seorang Muslim harus memperhatikan prinsip-prinsip kesucian makanan. Seperti tidak boleh menyajikan makanan berupa daging babi atau mengandung babi, dilarang menyuguhkan minuman keras, serta harus memperhatikan kebersihan makanan dan tempat makan. Ini merupakan salah satu bentuk kepatuhan kita pada perintah Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 172-173: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ketiga, dalam mengundang makan-makan, seorang Muslim harus memperhatikan prinsip adil dan tidak membedakan sesama. Seperti tidak boleh memilih-milih orang yang diundang sesuai dengan kemampuan atau status sosial, tetapi harus mengundang semua orang tanpa terkecuali. Ini merupakan salah satu bentuk kepatuhan kita pada perintah Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Keempat, dalam mengundang makan-makan, seorang Muslim harus memperhatikan prinsip keberkahan. Seperti membaca doa sebelum makan, menyajikan makanan dengan sopan, dan tidak membuang makanan yang masih layak untuk dimakan.

Selain itu, Muslim juga harus memperhatikan prinsip kebersihan dan tidak makan makanan yang tidak halal. Ini semua merupakan bagian dari prinsip-prinsip keberkahan dalam Islam yang harus dipegang teguh oleh seorang Muslim.

Selanjutnya, apa saja keutamaan mengundang makan-makan menurut pandangan Islam?

Dalam pandangan Islam, mengundang makan-makan merupakan suatu tindakan yang sangat dianjurkan. Hal ini dikarenakan mengundang makan-makan merupakan salah satu cara untuk mempererat hubungan persaudaraan dan juga sebagai bentuk kebaikan sosial yang dapat kita lakukan.

Mengundang makan-makan juga merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sosial orang lain, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sendiri.

Dengan mengundang makan-makan, kita dapat memberikan keberkahan dan kegembiraan bagi orang lain, serta dapat membantu menyelesaikan masalah kelaparan yang mungkin terjadi di sekitar kita tanpa kita ketahui secara pasti.

Selain itu, mengundang makan-makan juga merupakan salah satu cara untuk memenuhi kewajiban sebagai Muslim untuk saling membantu sesama.

Dalam Al-Quran, Allah SWT mengingatkan kepada kita untuk saling membantu sesama Muslim, yakni dalam surah Al-Baqarah ayat 177: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Dari ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan mengundang makan-makan, kita dapat membantu orang lain yang membutuhkan, di antaranya termasuk dengan cara memberikan harta yang kita miliki (dalam hal ini berupa makanan yang kita suguhkan) kepada teman dan kerabat atau orang-orang miskin yang membutuhkan pertolongan.

Dengan mengundang orang lain untuk makan bersama, berarti kita juga telah menafkahkan harta kita dengan cara yang baik, selain dapat saling memaafkan dan menghilangkan segala benteng permusuhan yang mungkin ada di antara kita.

Apalagi, perbuatan saling memaafkan juga merupakan salah satu bentuk kebaikan yang dianjurkan dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam surah Ali ‘Imran ayat 134: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Dengan demikian, mengundang orang lain untuk makan bersama bukan hanya sekadar bentuk kebaikan, tetapi juga merupakan salah satu cara untuk memenuhi kewajiban kita sebagai Muslim untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *