Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 31 May 2016

ASMAUL HUSNA–Al-A’lam dan Al-Akram


IslamIndonesia.id – ASMAUL HUSNA–Al-A’lam dan Al-Akram

Al-A’lam

Kata Al-A’lam disebutkan sebanyak 69 kali dalam Alquran dan semuanya merupakan nama Allah SWT. Allah berfirman,

asmaul husna al-a'lam dan al-akram

Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang munafik. Kepada mereka dikatakan, “Kemarilah kalian semua untuk berperang, demi ketaatan kepada Allah atau untuk membela diri.” Mereka menjawab, “Kalau kami tahu bahwa kalian akan menghadapi suatu peperangan, kami pasti pergi bersama kalian!” Ketika mengatakan itu mereka lebih dekat kepada kekufuran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah Lebih Mengetahui yang mereka sembunyikan.  (QS. Ali ‘Imrân [3]: 167)

Kata a’lam (أعلم) adalah ‘sighat mufâdhalah‘ (menerangkan: superlatif, paling). Dalam hal ini, Allah Swt menjelaskan pengetahuan Diri-Nya dan selain-Nya, akan tetapi pengetahuan-Nya adalah lebih dari yang lain dengan menyertakan indikasi khusus, seperti dalam firman-Nya,

asmaul husna al-a'lam

Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”. Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. (QS. Al-An’âm [6]: 124)

Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan berarti bahwa Allah yang Paling Mengetahui dibanding mereka.

Semisal dengan ini, di dalam surah Yusuf Allah berfirman,

asmaul husna al-a'lam

Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf [12]: 33)

Dalam dua ayat di atas, digunakan analogi atau perbandingan untuk menentukan mana yang lebih baik dari dua pilihan.

Al-Akram

Sebagaimana halnya dengan Al-A’lam di atas, maka Al-Akram juga merupakan ‘sighat mufâdhalah‘ (menerangkan: superlatif, paling). Kata ini dalam Alquran disebutkan dua kali. Yang menjadi nama Allah hanya pada satu ayat,

Asmaul Husna Al-Akram

Dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. (QS. Al-‘Alaq [96]: 3)

Al-Raghib dalam kitab al-Mufradât mengatakan, “Al-karam (kemuliaan) jika disifatkan kepada Allah berarti sebutan untuk kebajikan dan pemberian karunia-Nya yang berlimpah. Seperti firman-Nya,

asmaul husna al-akram

Maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia (QS. An-Naml [27]: 40)

Jika disifatkan kepada manusia, maka itu merupakan ungkapan untuk akhlak dan perbuatan terpuji yang tampak nyata. Bila tidak tampak nyata, maka akhlak dan perbuatan terpuji tidak disebut sebagai karam.

Atas dasar itu, maka arti firman-Nya Dan Tuhanmulah Yang Mahamulia bermakna Tuhanmu adalah Dzat yang paling banyak memberi dibandingkan dengan semua yang lain. Dia memberi tidak karena diminta dan semua karunia dan pemberian berasal dari-Nya.

Al-Akram adalah sifat bagi Dzat paling Agung dalam kemuliaan karena Dia memberi kemuliaan tanpa bisa ditandingi oleh selain-Nya. Semua kemuliaan pasti dari sisi-Nya, baik dengan mewujudkan kemuliaan itu atau memudahkan jalan kemuliaan itu kepada seseorang.

Demikianlah, al-karam juga bisa berarti kehormatan dan kejayaan, baik dalam dirinya atau dalam salah satu karakternya. Dikatakan ‘Rajulun karim’ (orang mulia), sedangkan kedermawanan, pemberian dan tindakan memaafkan kepada pendosa adalah termasuk dalam karakteristik nama ini.

Dalam kamus al-Maqâyis, menukil pandangan Ibnu Qutaibah, dituliskan bahwa: “Al-Karîm sama dengan Ash-Shafûh (sangat pemaaf), yaitu bahwa Allah Swt adalah Tuhan Mahamulia dalam mengampuni dosa hamba-Nya yang beriman. Atas dasar itu, maka arti firman Dan Tuhanmulah Yang Mahamulia  adalah Dia Paling Sempurna dalam kemuliaan Dzat dan Tindakan-Nya.'”

 

Tom/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *