Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 14 June 2023

Anjuran untuk Tetap Bersedekah Tak Peduli Saat Lapang atau Sempit


islamindonesia.id – Hidup ini seperti perputaran roda. Kadang di atas, kadang berada di bawah. Adakalanya sedih, adakalanya bahagia. Kadang sehat dan kadang juga tertimpa sakit. Kita hidup dan suatu saat akan mati. Semua itu adalah ujian dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Mulk:2)

Begitu pun dengan kesempitan atau kelapangan yang sedang kita alami juga adalah ujian dari Allah. Dengannya Allah menguji keimanan kita. Sejauh mana hal tersebut memengaruhi keimanan dan amal ibadah kita.

Dalam kenyataannya ada orang yang lulus ujian saat mendapatkan kekayaan dari Allah namun tidak di saat Allah mengujinya dengan kesempitan harta. Begitu pun sebaliknya.

Sedekah Saat Lapang dan Sempit

Suatu waktu Rasulullah s.a.w kedatangan tamu dari jauh, sementara di rumah beliau tidak ada makanan. Rasulullah s.a.w kemudian menawarkan kepada para sahabat beliau siapa yang mau menjamu tamu tersebut.

Salah seorang sahabat kemudian menyanggupi padahal ia hanya memiliki 1 porsi makanan untuk anaknya. Karena tak ingin melewatkan kesempatan beramal saleh, setelah membujuk dan menidurkan anaknya, makanan tersebut ia berikan kepada tamunya. Mereka lalu mempersilakan tamunya tadi makan sementara lampu di dekat meja makan ia matikan agar tidak terlihat bahwa si sahabat beserta istrinya ternyata hanya berpura-pura makan dengan piring yang tak berisi makanan apapun.

Sedekah di saat kita mendapatkan kelapangan dari Allah adalah hal biasa. Sudah seharusnya kita dengan mudah untuk mengeluarkannya meski banyak juga yang masih berat untuk melakukannya. Sedekah di saat sempit adalah hal yang luar biasa. Apakah kita termasuk orang yang dikaruniai keteguhan iman untuk tetap melakukannya?

Menjadi Orang yang Istimewa

Orang yang istimewa di hadapan Allah adalah orang yang ketika lapang dan banyak harta rajin bersedekah dan ketika sedang miskin dan sempit hartanya tak lantas menghentikan sedekahnya. Banyak orang yang mendapatkan ujian kemiskinan dan kesempitan harta, berhenti bersedekah bahkan malah berharap belas kasihan orang lain.

Pernahkah kita mengalami pada suatu saat ada permintaan sumbangan untuk keperluan umat, dan pada saat itu kita hanya memberikan uang ala kadarnya, yang penting sudah menyumbang? Padahal uang yang dikeluarkan untuk sedekah itu tidak seberapa jumlahnya dibandingkan uang yang kita keluarkan untuk hura-hura, kumpul dengan teman makan di restoran, beli baju mewah di mall ekslusif, beli sepatu bermerk dari luar negeri, bahkan untuk sekadar beli parfum dengan harga ratusan ribu rupiah.

Pernahkah kita merenungkan hal ini? Betapa beratnya kita mengeluarkan uang banyak untuk bersedekah dan betapa ringannya kita menghambur-hamburkan uang hanya untuk hal-hal yang sifatnya komsumtif dan duniawi semata.

Motivasi dari Allah

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. ” (QS Ali-Imran: 133-134)

Anjuran mulia dari Allah SWT ini bermakna, bahwa dalam kondisi sesulit apa pun, manusia masih bisa memberikan sesuatu di jalan Allah. Meski cuma sedikit, yang terpenting adalah pemberian itu diiringi dengan keikhlasan dan hanya mengharap ridha Allah semata. Namun terkadang, kita sangat sulit memberikan sedikit apa yang kita punya dalam kondisi lapang, apalagi dalam kondisi sempit dengan berbagai pertimbangan.

Padahal anjuran dan perintah Allah SWT untuk berinfak pada waktu lapang tujuannya untuk menghilangkan perasaan sombong, serakah dan cinta yang berlebihan terhadap harta. Sedangkan bersedekah di waktu sulit dianjurkan agar sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi bisa berubah menjadi suka memberi daripada diberi. Seperti kata pepatah: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”.

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. at-Thalaq:7)

Jangan Remehkan Sedekah Meski Sedikit

Rasulullah s.a.w pun mengingatkan kita untuk jangan segan bersedekah, meski hanya dengan sebutir kurma. “Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Semoga kita senantiasa mendapatkan taufik untuk selalu ingat bersedekah, baik dalam kondisi lapang maupun sulit dan semoga pula Allah SWT senantiasa memberi kemudahan bagi kita untuk beramal saleh dengan keikhlasan dan hanya berharap ridha dari-Nya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *