Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 11 May 2023

Anjuran Mengasihi dan Larangan Menyiksa Binatang dalam Islam


islamindonesia.id – Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa mengasihi binatang atau hewan merupakan suatu tindakan yang sangat dianjurkan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah agar umatnya mengasihi hewan, termasuk pelbagai perbuatan baik pada makhluk hidup yang kesemuanya akan mendapatkan ganjaran pahala.

“Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh sang Maha Pengasih. Kasihilah mereka yang di bumi, maka akan mengasihimu mereka yang di langit.” Begitu sabda Nabi.

Pada hadis yang lain, Nabi juga mengutarakan larangan menyakiti binatang. Pasalnya, manusia yang menyakiti hewan dan makhluk hidup akan menerima ganjaran siksa dan masuk neraka.

Nabi s.a.w bersabda: “Seorang perempuan diazab karena menyiksa seeker kucing yang diikat sampai mati. Allah pun memasukannya ke neraka. Perempuan itu tidak memberikan makan atau minum ketika mengurungnya. Tidak juga membiarkannya mencari makan dari serangga-serangga di bumi.” (HR. Muttafaqun ‘Alaihi)

Pada hadis yang lain, Nabi berpesan agar jangan memberikan beban yang berat pada binatang. Beban yang di luar kapasitas kemampuan binatang tersebut. Pasalnya, perbuatan itu akan menyakiti binatang tersebut.

Nabi bersabda sebagaimana dikutip dalam kitab al-Bi’ah wa al-Hifazh ‘Alayhaa min Manzhurin Islamiy: “Janganlah sampai kalian menjadikan punggung hewan pengangkut kalian sebagai tempat duduk/mimbar. Sesungguhnya Allah menciptakannya untuk mengantarkan kalian ke satu negeri yang kalian tidak mngkin mencapainya (tanpa hewan itu) kecuali dengan rasa payah. Dan Allah telah menjadikan bumi untuk kalian dan untuk hewan juga, maka penuhilah hajatmu (seperlunya saja). (HR. Abi Dawud)

Pada hadis lain Nabi bersabda: “Apakah engkau tidak takut kepada Allah mengenai binatang ini, yang telah diberikan kepadamu oleh Allah? Dia telah melapor kepadaku bahwa engkau telah membiarkannya lapar dan membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat.” (HR. Abu Dawud, Imam Hakim, dan Imam Ahmad)

Profesor Quraish Shihab dalam buku Islam yang Saya Anut; Dasar-dasar Ajaran Islam, menyebutkan manusia pun dilarang untuk menyakiti binatang. Di sisi lain, Quraish Shihab menyatakan seorang manusia pun dilarang keras membohongi binatang. Misalnya, mengajak binatang tersebut makan, tetapi makanan tersebut tak kunjung diberikan. Pun perbuatan tercela, ketika menganggu waktu istirahat binatang tersebut. Itu semua merupakan perbuatan tercela.

Sopan dan santun terhadap binatang ada anjurannya dalam Islam. Meskipun terhadap seekor binatang, seorang Muslim dituntut untuk memperlakukannya laiknya makhluk hidup lainnya. Misalnya ketika hendak menyembelih hewan, ada tata cara yang diatur oleh syariat Islam.

Misalnya, dengan memberikan makanan terlebih dahulu pada hewan yang akan disembelih. Tak cukup itu saja, pisau yang akan jadi alat sembelihan juga harus tajam. Agar tak terlalu menyakiti binatang tersebut. Juga harus menghadap kiblat dan mengucapkan bismillah dan takbir. Itulah sekelumit adab dalam menyembelih hewan.

Bagi Quraish Shihab, memperlakukan binatang dengan baik dan mengasihi binatang dengan penuh kasih sayang merupakan tindakan terpuji. Dan juga sesuai anjuran Nabi Muhammad. Pasalnya, laiknya manusia, binatang atau hewan pun tergolong makhluk hidup yang dapat merasa. Ia tergolong makhluk hidup yang punya rasa sakit. Punya indera untuk mendengar, melihat, dan merasai.

Pada sisi lain, Dr. Yusuf al-Qaradhawi, dalam buku Membumikan Syariat Islam Keluwesan Aturan Ilahi Untuk Manusia, mengatakan setiap manusia dianjurkan untuk mengasihi binatang. Adapun manusia yang menunjukkan sikap perhatian pada kebutuhan hidup binatang termasuk manusia yang adil, ihsan, dan takwa.

Dalam sebuah riwayat diceritakan terkait seekor unta yang menangis di hadapan Rasulullah. Unta itu mengadu kepada baginda Nabi, ia selalu disuruh bekerja dan tak diberikan makan. Sehingga tubuhnya menjadi kurus dan sakit-sakitan.

Berikut hadis yang bersumber dari Abdullah bin Ja’far; Suatu hari, Rasulullah s.a.w masuk ke sebuah kebun milik seorang Anshar, dan ada unta di sana. Ketika unta itu melihat Rasulullah s.a.w, unta itu mulai menangis dan mengeluarkan air mata. Rasulullah lalu mendatangi unta itu, dia mengusap tengkuk unta itu dan terdiam.

Beliau lalu bertanya: “Siapa pengurus unta ini? Siapa pemiliknya?” Lalu datang seorang pemuda kepada Rasulullah dan mengatakan, “Unta ini milik saya wahai Rasul.” Rasulullah s.a.w bersabda: “Apakah kamu tidak takut kepada Allah dengan hewan yang telah Allah anugerahkan engkau memilikinya?! Unta itu mengeluh kepadaku bahwa engkau tidak memberinya makan dan mempekerjakannya terlalu berat.” (HR Ab Dawud dan Ahmad).

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *