Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 25 January 2023

5 Pelajaran Penting tentang Sabar Menghadapi Musibah dan Rela Berkorban di Jalan Allah


islamindonesia.id Dalam Surah Al-Baqarah ayat 153, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, ‎sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.‎”

Di sepanjang hidup, manusia sering kali menghadapi berbagai kesulitan. Jika ‎ia tidak memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menghadapinya, maka ia akan ‎terpaksa mengalami kekalahan. Akan tetapi, seorang manusia Mukmin, dalam ‎menghadapi kesulitan-kesulitan ini, bersandar kepada dua hal. Yang pertama ‎kesabaran dan istiqamah, dan yang kedua adalah shalat seta menjaga hubungan yang erat dengan Allah.

Dengan dua hal itu, seorang Mukmin bersandar kepada dirinya sendiri (‎kesabaran) sekaligus bertawakal kepada kekuatan ilahi yang tak terbatas (‎shalat).

Allah sendiri menjanjikan bahwa Dia akan menolong hamba-hamba-Nya yang ‎taat melakukan shalat dan bersabar, dan akan selalu bersama mereka. ‎Kebersamaan Allah inilah yang merupakan pendukung terbesar bagi seorang ‎manusia dalam menghadapi segala macam kesulitan.‎

Melanjutkan ayat sebelumnya yang berbicara tentang kesabaran dan istiqamah, pada ayat 154, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, ‎‎(bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak ‎menyadarinya.‎”

Ayat ini berbicara tentang jihad dan mati syahid di jalan Allah, yang disertai dengan ‎berbagai kesulitan harta dan nyawa yang banyak, dan memerlukan keteguhyan ‎dan pengorbanan tinggi.

Sebagian orang yang tak mengerti atau yang tendensius, ‎bukan hanya tidak hadir di medan perang dan pertahanan, bahkan mereka ‎melakukan hal-hal yang melemahkan semangat juang umat dan menganggap ‎usaha suci ini tak ada artinya.‎

Dengan mimik wajah sedih, mereka menyatakan penyesalan dan kasihan mereka ‎kepada orang-orang yang gugur di atas jalan Allah seraya mengatakan, “Kasihan si ‎fulan mati melepaskan nyawanya dengan sia-sia.”‎

Di dalam perang Badar, di mana 14 orang dari Muslimin gugur sebagai syuhada, ‎sebagian orang menyebut mereka sebagai orang-orang yang sudah mati. Maka ‎ayat ini bertujuan untuk menghapus cara berpikir keliru itu. Karena sesungguhnya ‎syuhada adalah hidup, akan tetapi dengan kehidupan tertentu yang kita tidak dapat ‎memahaminya sekarang ini.‎

Selanjutnya, pada ayat 155, Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, ‎kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita ‎gembira kepada orang-orang yang sabar.‎”

Ujian adalah Sunah Ilahi yang pasti, yang mencakup seluruh manusia. Akan tetapi ‎tidak sama ujian yang diberikan kepada seluruh manusia. Karena Allah akan ‎menguji seseorang, sesuai dengan kadar fasilitas dan potensi yang diberikan oleh ‎Allah kepadanya.

Mungkin bagi sebagian orang, krisis keuangan dan ekonomi ‎merupakan ujian untuk diketahui apa yang akan meraka lakukan jika menghadapi ‎kesulitan seperti itu. Sementara itu, sebagian orang lain merasa bahaya yang ‎mengancam nyawa seperti keikutsertaan di dalam medan perang, merupakan ujian ‎bagi mereka untuk diketahui seberapa besar mereka memiliki kesiapan.

‎Tentu saja ujian-ujian Ilahi dilakukan bukan dengan tujuan agar Allah mengetahui ‎diri kita. Karena Allah lebih mengetahui diri kita dari pada diri kita sendiri, bahkan meski tanpa ‎ujian apa pun terhadap kita. Akan tetapi tujuannya ialah agar kita mengetahui diri ‎kita sendiri; dan agar kita menumbuhkan potensi-potensi yang ada di dalam diri kita ‎sendiri, serta mempersiapkan diri agar menjadi orang yang layak menerima pahala ‎Ilahi sekaligus menjauhi hukuman-Nya.‎

Banyak sifat baik manusia, seperti kesabaran, qana’ah (merasa cukup), takwa dan ‎pengorbanan akan muncul dan menampakkan sinarnya ketika seseorang ‎menghadapi kesulitan-kesulitan sehingga dengan itu manusia akan ‎mengembangkan serta meningkatkan kekuatan jiwanya.‎

Masih berbicara tentang nilai utama kesabaran, pada ayat 156, Allah SWT berfirman, “‎(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna ‎lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’.”‎

Melanjutkan ayat sebelumnya, yang menyatakan adanya kabar gembira berupa ‎kemenangan bagi orang-orang yang sabar, ayat ini menyebutkan sebagian ciri-ciri ‎orang yang sabar.

Disebutkan bahwa orang yang benar-benar penyabar adalah ‎orang yang dalam menerima musibah dan kesulitan, bukannya ‎berputus asa, tetapi ia tetap berharap dan optimis terhadap rahmat Allah.‎

Seseorang yang menyadari bahwa ia berasal dan selalu bergantung kepada Allah, ‎Tuhan yang ia yakini telah mengendalikan alam jagat raya ini berdasarkan rahmat ‎dan hikmah, maka pada pandangannya, segala sesuatu itu adalah indah. Ia akan ‎memandang kehidupan dunia ini dengan penuh optimisme dan kebahagiaan.

Pada ‎dasarnya, dunia bukanlah tempat tinggal selamanya. Bukan pula tempat untuk ‎bersantai dan bersenang-senang. Dunia adalah medan ujian dan berbagai ‎kesulitan yang kita hadapi di dalamnya adalah bahan-bahan ujian tersebut.

Jadi, ‎kesulitan dan musibah ini, bukannya menunjukkan kekejaman Allah ‎terhadap hamba-hamba-Nya, tetapi merupakan wasilah dan perantara untuk menggerakkan dan ‎membuat manusia terus berusaha mencapai kesempurnaannya.

Akan tetapi manusia terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok dalam menghadapi ‎musibah. Sekelompok manusia, memiliki sedikit kesabaran, ‎selalu berkeluh-kesah. Kelompok lain terdiri dari orang yang penyabar, yang ‎sebagai ganti ucapan-ucapan kufur dan keluh-kesah terhadap Allah, mereka ‎menyatakan berlindung kepada Allah. Sementara itu, ada kelompok lain pula, yakni mereka yang ‎bahkan bersyukur menghadapi ujian-ujian berat itu. Karena mereka yakin bahwa ‎semua itu adalah pemberi kesempatan kepada mereka untuk mencapai kedudukan ‎yang lebih mulia di sisi Allah SWT.‎

Inilah kelompok yang disebutkan dalam ayat 157: “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan ‎mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.‎‎”

Ayat ini menjelaskan bentuk pahala yang diturunkan kepada orang-orang yang ‎sabar yaitu berkah dan rahmat Allah yang merupakan sumber penjagaan dan ‎perlindungan mereka terhadap segala bentuk penyimpangan dan kesesatan. Dan ‎memang mereka itulah orang-orang yang benar-benar memperoleh petunjuk. ‎

Meskipun seluruh makhluk di alam ini tercakup dalam rahmat dan karunia Ilahi, ‎namun rahmat yang diberikan kepada kelompok mereka yang sabar ini adalah rahmat dan ‎berkah khusus serta istimewa untuk manusia tertentu.‎

Dari lima ayat di atas, setidaknya terdapat lima pelajaran yang dapat dipetik.

1. Shalat bukanlah beban. Shalat merupakan sarana untuk membina diri guna ‎memperolah kesabaran dalam menghadapi musibah. Oleh sebab itu, ‎ketika memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersabar, Allah memerintahkan ‎shalat yang merupakan penghubung terbaik antara manusia yang serba terbatas ‎dengan kekuatan Ilahi yang tak terbatas.

2. Meskipun seluruh manusia setelah kematian mereka memiliki kehidupan ‎barzakh yang merupakan kehidupan ruh, akan tetapi para syuhada memiliki ‎kehidupan khusus dan berbeda dengan kehidupan barzakh manusia-manusia lain.

3. Hanya mereka yang penyabar yang akan ‎menang menghadapi ujian Ilahi. Sementara yang selainnya tidak memiliki jalan untuk melarikan diri darinya ‎karena ujian-ujian Ilahi meliputi semua manusia.

4. Akar kesabaran adalah iman kepada Allah dan Hari Kiamat yang membuat ‎manusia merasa enteng menghadapi segala musibah di dunia.

5. Kesabaran dan istiqamah adalah sumber kebahagiaan manusia di dunia ini, ‎sedangkan pahala akhiratnya jauh lebih besar lagi.‎

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *