Satu Islam Untuk Semua

Monday, 12 December 2022

5 Hal yang Seharusnya Muslim Lakukan Saat Menghadapi Bencana


islamindonesia.id – Kehidupan kita di dunia memang penuh dengan ujian. Seperti yang Indonesia alami saat ini dengan banyaknya bencana alam, di antaranya banjir dan gempa yang harus kita hadapi. Salah satu hikmah kejadiannya adalah, Allah SWT memberikan hal tersebut untuk menguji seberapa besar tingkat keimanan kita.

Seperti diketahui, ujian yang dihadapi oleh setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang diuji dengan hartanya, anak-anaknya, keluarga, jabatannya, dan lain sebagainya. Yang jelas, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang benar-benar bebas dari masalah. Semua dengan ujiannya masing-masing dan porsinya masing-masing. Di situlah letak keadilan Allah.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Allah SWT dalam ayat, “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu di kembalikan” (QS: Al-Anbiya:35)

Ujian di dunia salah satunya adalah bencana alam. Hampir setiap tahun dan waktu-waktu tertentu kita dihadapkan pada bencana alam. Walaupun tidak secara langsung kita mengalaminya, namun tentu sebagai saudara sesama bangsa kita akan turut merasakan kesedihan dan pedihnya juga. Di situlah kita juga diuji apakah kita mampu untuk berempati dan ikut membantu sesama.

Indonesia adalah salah satu negeri yang sering kali mengalami bencana alam. Mulai dari banjir, longsor, gunung merapi meletus, gempa bumi, dsb. Tidak jarang semua itu memakan korban dan menghilangkan harta benda yang dimiliki oleh masyarakat setempat.

Sebagai Muslim, bagaimanakah sikap yang benar jika kita menghadapi bencana alam? Khususnya di negeri sendiri dan yang menjadi korban adalah saudara-saudara kita sebangsa dan se-Tanah Air?

1. Ikhlas Menerima Setiap Ujian dan Kejadian

Sebagai seorang Muslim, kita harus memahami dan meyakini bahwa setiap yang ada di alam semesta merupakan sunnatullah dari Allah. Semuanya berjalan atas hukum, aturan, ukuran, dan ketetapan dari Allah SWT. Bencana alam yang terjadi, semuanya terjadi bukan tiba-tiba. Ada prosesnya, ada aturannya, dan tidak semuanya bisa dipahami oleh manusia.

Terkadang dengan akal manusia yang serba terbatas, manusia tidak mampu untuk menghindarinya dengan sempurna. Namun, semua hal yang Allah ciptakan tersebut juga sebagai peringatan terhadap manusia.

Seperti yang disebutkan dalam QS: An-Nahl ayat 17, “Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya).”

Semua yang terjadi adalah bentuk ketaatan dan kepatuhan dunia kepada Allah SWT. Semuanya terjadi karena hukum yang telah Allah SWT buat. Ketentuan Allah meliputi semua yang terjadi di muka bumi, baik hal yang menyenangkan bagi manusia maupun tidak. Namun sebagai umat Islam, kita harus ikhlas menerima setiap kejadian. Bagaimanapun kita tidak bisa mengubah hukum dan ketetapan yang telah Allah buat.

2. Gunakan sebagai Langkah untuk Evaluasi

Dalam sebuah ayat, Allah menyampaikan bahwa kerusakan di muka bumi bisa terjadi karena ulah tangan manusia. Bisa jadi manusia merusaknya, zalim memperlakukan alam, hingga yang terjadi adalah kerusakan. “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Ruum:41)

Ketika ada bencana alam terjadi, sudah sepatutnya kita mengevaluasi diri. Apakah selama ini kita sudah benar-benar menjaga dan memelihara alam dengan baik? Jangan sampai kita menyalahkan Allah SWT atau menyalahkan alam itu sendiri atas segala bencana yang terjadi. Misalnya saja saat terjadi banjir, kebakaran hutan, kabut asap, semua itu terjadi karena adanya sebab akibat ulah tangan manusia.

Pantaslah jika Allah memperingatkan kita dengan ayat berikut, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami senantiasa bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS: Al-Baqarah:30)

Sudah sepantasnya kita mengevaluasi diri. Jika kita sebagai masyarakat biasa, kita bisa memperbaiki kebiasaan kita dalam kehidupan sehari-hari terhadap alam dan lingkungan. Jika kita sebagai orang yang berkuasa dan memiliki pengaruh besar, kita bisa mengevaluasi apakah selama ini sistem dan tatanan yang kita bangun sudah benar-benar tepat.

3. Menghindari Wabah dan Bencana

Saat terjadi bencana, sikap seorang Muslim sudah seharusnya untuk menghindarinya. Bukan berdiam diri dan pasrah dengan keadaan. Jika kita bisa berbuat sesuatu untuk banyak orang maka lakukanlah. Allah SWT pun memperingatkan agar kita tidak melampaui batas agar bumi ini bisa terjaga dengan baik. Seperti yang disampaikan dalam ayat, “Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas, yaitu mereka yang berbuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (QS: As-Syuara:151-152)

Untuk itu, kita pun diperintahkan untuk senantiasa menjaga keadilan dan keseimbangan di muka bumi. Seperti yang juga tercantum dalam ayat, “Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di muka bumi” (QS: As-Syuara:183)

4. Tidak Melakukan Hal-Hal yang Memancing Bencana Lebih Besar Lagi

Jika bencana sudah terjadi, maka sudah sepatutnya kita tidak memancing murka Allah SWT dan melakukan hal-hal yang memperburuk keadaan. Penyelesaian bencana harus dilakukan dengan rasional dan ilmu pengetahuan yang benar, yaitu oleh ahlinya. Selain itu, janganlah juga berbuat syirik atau meminta kepada selain dari Allah SWT.

Di saat seperti itu, maka kesempatan kita untuk memohon dan meminta kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan perlindungan, ketenteraman, dan kedamaian. Kita memohon kepada satu-satunya Tuhan Semesta Alam, bukan kepada hal lain yang mengundang sikap menyekutukan Allah.

Selain itu, dalam sebuah ayat Allah juga menyampaikan, ciptakanlah rasa takut kepada Allah, berdoalah, dan janganlah kita berbuat kerusakan di muka bumi. “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS: Al-A’raf:56)

Kerusakan dalam ayat ini bisa yang bersifat fisik terhadap alam ataupun juga kerusakan moral, akhlak, atau sistem sosial. Walau bagaimanapun kesemua hal tersebut saling terkait terhadap kehidupan manusia di dunia ini.

5. Bersikap Empati, Membantu dan Peduli Sesama

Dalam Islam, Itsar adalah sikap tertinggi dari hubungan persaudaraan sesama Muslim. Itsar adalah sikap mendahulukan saudaranya sendiri, seperti yang pernah dilakukan oleh kaum Muhadirin dan Anshar saat di Madinah, pada zaman Rasulullah s.a.w dulu. Mereka saling membantu, saling mendahulukan, dan tidak bisa jika melihat ada saudaranya yang sakit, terkena masalah, atau bersedih.

Betapa indahnya jika kita pun bisa melakukan hal tersebut, apalagi terhadap saudara-saudara yang terkena bencana. Kita bisa memberikan bantuan berupa harta, tenaga sebagai relawan, dukungan, semangat, bahkan doa untuk mereka. Kita bisa merasakan bagaimana jika kita pun di posisi mereka yang terkena bencana tentu hal-hal tersebut sangat kita butuhkan sekali.

Itulah kelima hal yang bisa kita lakukan sebagai Muslim jika menghadapi bencana. Semoga kita bisa mengamalkannya dan negeri tercinta Indonesia segera dipulihkan oleh Allah SWT dari segala bencana yang terjadi.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *