Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 14 March 2023

3 Tingkatan dan 3 Bagian Sabar


islamindonesia.id – Sabar adalah menahan diri dari perkara yang tidak disukai, menahan untuk tidak mengadu, hingga menahan amarah. Ada suatu pendapat yang menyebut sabar terdiri dari tiga tingkatan.
Tingkatan sabar ini turut dijelaskan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam salah satu kitabnya yang berjudul Thariiqul Hijratain wa Baabus Sa’adatain. Kitab ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Jalan Orang Shalih Menuju Surga.

Imam besar AhlusSunah wal jama’ah ini menguraikan bahwa tingkatan sabar yang pertama adalah berusaha sabar (tashabbur), yaitu menanggung berat dan kepahitan dan tabah atas hukum yang terjadi. Sabar semacam ini adalah berusaha sabar demi Allah dan merupakan sabarnya orang awam.

Tingkatan sabar selanjutnya adalah suatu jenis kemudahan yang membuat ringan orang yang menerima beratnya musibah dan memudahkan baginya sulitnya perkara yang dikehendaki. Ini adalah bersabar demi Allah yakni suatu jenis kemudahan. Sabar jenis ini adalah kesabaran pada murid.

Kemudian, tingkatan sabar yang ketiga adalah bersabar (ishthibar), yaitu merasa nikmat dengan musibah dan gembira dengan pilihan Allah SWT. Tingkat kesabaran tertinggi ini merupakan sabarnya orang-orang makrifat.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan lebih lanjut bahwa kesabaran adalah separuh dari agama. Sebab, menurutnya, iman itu dibagi menjadi dua, separuh adalah kesabaran dan separuhnya lagi adalah bersyukur.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar lagi sangat bersyukur.” (QS. Saba:19)

Rasulullah s.a.w juga bersabda, “Demi Dzat yang nyawaku berada di tangan-Nya. Allah tidak memutuskan bagi orang Mukmin suatu keputusan kecuali keputusan itu adalah suatu yang lebih baik baginya, yakni jika dia mendapatkan kegembiraan dan bersyukur yang kemudian menjadi kebaikan dan jika dia terkena musibah dia bersabar, yang kemudian menjadi kebaikan baginya juga. Dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang Mukmin.” (HR Muslim dalam Az-Zuhud dan Ahmad dalam Al-Musnad)

Hal yang perlu menjadi pemahaman bersama seperti diterangkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah, seorang hamba tidak akan terlepas dari nikmat dan musibah. Apabila mendapatkan nikmat, maka kewajibannya adalah bersyukur dan bersabar.

Ia menjelaskan bahwa bersyukur dalam hal ini adalah sebagai pengikat, penahan, dan yang menjamin bertambahnya nikmat itu, sedangkan bersabar adalah menahan diri dari melakukan sebab-sebab yang menghilangkan nikmat dan sebab-sebab yang dapat menjaga nikmat tersebut.

Sementara itu, jika seseorang berada dalam musibah, maka kewajibannya adalah bersabar sekaligus bersyukur. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, bersyukur atas musibah maksudnya adalah melaksanakan hak Allah SWT atasnya dalam musibah itu.

“Hamba harus melaksanakan penghambaannya baik dalam musibah maupun dalam kenikmatan. Jadi dia tidak boleh lepas dari kesabaran selama berjalan menuju Allah,” jelas Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Sabar juga terdiri dari tiga bagian. Di antaranya sabar terhadap maksiat agar tidak dilakukan, sabar dalam ketaatan hingga dapat melaksanakannya, dan sabar dalam musibah agar tidak mengeluh kepada Tuhannya.

Allah SWT sendiri telah menyebutkan kata sabar berulang kali dalam firman-Nya. Salah satunya dalam surah Al-Ahqaf ayat 35: “Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ululazmi (orang-orang yang memiliki keteguhan hati) dari kalangan para rasul telah bersabar.”

Mengenai hal ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan, “Ini semua menunjukkan bahwa sabar adalah termasuk dari paling luhurnya maqam keimanan dan bahwa manusia paling khusus dan paling dikasihi oleh Allah SWT adalah yang paling besar dan sungguh-sungguh melaksanakannya, serta orang-orang khusus lebih membutuhkannya dibanding orang-orang awam.”

Dalam salah satu hadit, Rasulullah s.a.w pernah bersabda bahwa balasan bagi orang yang sabar adalah surga. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas saat menceritakan seorang wanita berkulit hitam yang mendatangi nabi dan mengatakan ia terkena penyakit ayan yang membuat auratnya sering terbuka.

Balasan surga bagi orang-orang yang sabar juga telah dijanjikan Allah SWT melalui salah satu firman-Nya: “Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka serta di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.” (QS. Al-Furqan:75)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *