Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 15 November 2022

Tanda Hati yang ‘Hidup’ dan ‘Terang’


islamindonesia.id – Imam Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam menyebut tanda kematian dan kegelapan hati sebagai kebalikan dari tanda hati yang hidup dan terang. Dari sana kemudian, ulama yang mensyarahkan Kitab Al-Hikam menyebut dua tanda hati seseorang yang hidup dan terang.

Syekh Abdullah bin Hijazi As-Syarqawi mengatakan, hati yang hidup itu disinari oleh cahaya ilahi. Tanda hati yang hidup berkebalikan dari tanda hati yang mati, kering, dan gelap. Hati yang hidup dan terang merasa germbira atas perbuatan baik yang dilakukan dan merasa susah atas keburukan yang diperbuat.

“Tanda hidup (dan terangnya) hati karena cahaya ilahi meski tidak terlihat lantaran ketebalan hijab adalah kesedihanmu atas kesempatan ibadah yang terlewat dan penyesalanmu atas kekhilafan yang kaulakukan sehingga kamu merasa senang sekali atas amal ibadah yang kamu lakukan dan bimbang atas kekhilafan,” (Syekh Ahmad Hijazi As-Syarqawi, Syarhul Hikam).

Syekh Ahmad Zarruq dalam Syarah Al-Hikam-nya juga mengatakan bahwa hati yang terang oleh cahaya ilahi akan menderita oleh kemaksiatan yang dilakukan oleh raganya. Sebaliknya, ia akan merasakan kenikmatan atas ibadah dan berbagai kebaikan lainnya yang dilakukan oleh orang tersebut.

“Hati yang hidup adalah hati yang merasa pedih atas kemaksiatan lalu berusaha menghindarinya dan merasakan kenikmatan atas ketaatan sehingga berupaya mengejarnya karena ia merasakan kesakitan, kehinaan, rasa pahit, dan rasa manisnya.” (Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam)

Tanda hati yang hidup dan terang ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad s.a.w yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy’ari perihal sifat orang beriman yang hatinya hidup, segar, dan terang.

“Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a, Rasulullah s.a.w bersabda, ‘Siapa saja yang merasa senang oleh kebaikannya dan merasa susah oleh keburukannya, maka ia adalah orang yang beriman’.” (HR At-Thabarani).

Hati yang hidup dan terang dapat menilai kebaikan dan keburukan. Hati yang hidup dan terang merasakan kelezatan ibadah dan kepedihan dosa. Hati yang hidup dan terang memiliki sensitivitas spiritual yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. 

Karena itu, agama mengajak kita untuk merawat kehidupan hati yang sensitif secara spiritual dengan beramal saleh. Agama mengajak kita untuk menjaga kebersihan hati dari kegelapan dan kekeringan spiritual yang disebabkan oleh dosa dan buruk sangka kepada Allah.

Semoga Allah SWT memampukan kita untuk senantiasa memiliki hati yang hidup dan terang.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *