Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 28 January 2018

Suami Istimewa yang Mendadak Buta


islamindonesia.id – Suami Istimewa yang Mendadak Buta

 

Seorang pria yang baik, menikahi seorang gadis cantik yang sangat dicintainya. Namun suatu ketika sang istri mengalami penyakit kulit dan perlahan-lahan mulai kehilangan kecantikannya.

Untuk suatu keperluan, sang suami pergi ke luar kota beberapa minggu lamanya. Tapi apa yang terjadi setelah dia kembali ke rumah, membuat sang istri seolah tak percaya.

Sang suami berkisah, dirinya sempat mengalami kecelakaan hingga kehilangan penglihatannya. Tapi dia meminta sang istri tak terlalu larut dalam duka, bahkan patut bersyukur mengingat dirinya masih bernyawa.

Maka kehidupan pernikahan mereka pun terus berjalan seperti biasa. Waktu berlalu, perlahan tapi pasti, sang istri makin kehilangan kecantikannya. Sementara si suami buta seolah tak peduli. Baginya, tidak ada perbedaan dalam kehidupan pernikahan mereka.

Dia terus mencintai istrinya dengan tulus, demikian juga sang istri yang semakin mencintainya.

Hingga tiba masanya, sang istri meninggal dunia. Tentu saja kematiannya membawa kesedihan yang mendalam bagi sang suami. Dia pun menyelesaikan acara penguburan dan bersiap meninggalkan kota itu.

Sebelum dia pergi, salah seorang pria menyapanya dan bertanya, ”Sekarang bagaimana Engkau akan menjalani semuanya sendirian dalam keadaan (buta) begini? Selama ini, bukankah istrimu yang biasanya membantumu?

Lelaki yang baru saja kehilangan istrinya itu menjawab, “Tahukah kamu bahwa sebenarnya aku tidak buta? Selama ini aku hanya berpura-pura, karena jika dia tahu aku bisa melihat keburukan dirinya, itu akan menyakitkan dirinya lebih dari siksaan penyakitnya. Itulah sebabnya aku pura-pura buta di hadapannya. Karena dia seorang istri yang baik. Aku hanya ingin membuatnya bahagia.”

Pesan moral:

Terkadang ada baiknya bagi kita menutup mata dan mengabaikan kekurangan orang lain agar supaya menjadi bahagia. Begitu pula halnya dengan pasangan suami-istri tersebut, ibaratnya: “tidak peduli berapa kali gigi menggigit lidah, toh mereka masih tinggal bersama dalam satu mulut.” Itulah yang disebut dengan semangat pengampunan dan saling mengerti kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Atau dalam ibarat lain: meskipun kedua mata tidak melihat satu sama lain, toh mereka melihat banyak hal bersama-sama, berkedip secara bersamaan dan menangis bersama-sama. Itulah semangat kesatuan dan kebersamaan.

Mungkin inilah yang dimaksud oleh para leluhur kita dengan nasihat bijak mereka:

Sendirian, saya bisa berkata tetapi bersama-sama kita bisa berbincang. Sendirian, saya bisa menikmati tetapi bersama-sama kita bisa merayakan. Sendirian, saya bisa tersenyum tetapi bersama-sama kita bisa bersenda gurau.

Itulah keindahan hubungan antar manusia. Kita bukanlah apa-apa tanpa upaya saling melengkapi antara satu sama lain.

Silet cukur itu tajam tetapi tidak dapat memotong pohon; Kapak itu kuat tapi tidak bisa memotong rambut. Inilah makna bahwa semua orang penting menurut tujuan uniknya masing-masing.

Karena itu, jangan pernah memandang rendah dan meremehkan siapapun. Karena di hadapan Tuhan, semua manusia itu sama kecuali karena ketakwaannya.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *