Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 12 March 2023

Siapa Orang Paling Pelit Menurut Nabi?


islamindonesia.id – Tahukah Anda, siapakah orang yang paling pelit menurut Nabi? Ya, benar, bukan orang yang mengekang hartanya dan bukan pula orang yang sulit dimintai bantuan. Akan tetapi, orang yang ketika nama Nabi Muhammad s.a.w terdengar di sisinya, ia enggan menimpalinya dengan bershalawat.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad s.a.w sendiri yang menegaskan bahwa, “Orang yang sangat pelit itu adalah orang yang ketika namaku disebut di sisinya, ia tidak mau bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi)

Kenapa bisa demikian? Mari kita lihat syarahnya.

Dalam kitab Syarah Tuhfatul Ahwadzi, karya Imam Al-Mubarakfuri, dijelaskan, bahwa makna kata البخيل adalah orang yang sempurna sifat pelitnya. Hal ini dikarenakan kata البخيل dalam gramatikal bahasa Arab ia mengikuti pola wazan فعيل yakni sighat mubalaghah yang menunjukkan arti “sangat”.

Sehingga, berdasarkan hadis Nabi di atas, orang yang sangat pelit—bukan hanya pelit, tetapi sangat pelit—adalah orang yang ketika nama Nabi s.a.w disebut di sisinya, ia tidak mau bershalawat kepada beliau.

Hal ini sangat beralasan. Betapa tidak? Menjawab shalawat sebagai bentuk pengagungan ketika nama Nabi terdengar adalah sesuatu yang gratis dan ringan untuk dikerjakan. Kita tidak perlu mengeluarkan harta dan repot-repot untuk melakukannya. Terlebih, Nabi sendiri juga telah bersabda, bahwa orang yang mau bershalawat kepadanya satu kali, maka Allah akan mengucurkan rahmat kepadanya sepuluh kali, menghapus darinya sepuluh kesalahan dan mengangkat baginya sepuluh derajat.

Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (mencurahkan rahmat) kepadanya sepuluh kali, menghapus darinya sepuluh kesalahan, dan diangkat baginya sepuluh derajat.” (HR. An-Nasai)

Lebih dari itu. Nabi sendiri juga memang sosok yang sanga pantas untuk mendapatkan pengagungan demikian. Karena beliau adalah sebaik-baik makhluk sepanjang zaman. Bagaimana tidak? Allah sendirilah yang telah memujinya dengan sebaik-baik pujian. Sebagaimana yang dilukiskan dalam firman-Nya, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berada di atas budi pekerti yang luhur.” (QS. Ql-Qalam:4)

Camkanlah, betapa pujian Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. Allah memujinya dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad s.a.w itu berada di atas budi pekerti yang luhur, bukan hanya sekadar memilikinya, tetapi berada di atasnya. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w itu memang manusia pilihan nan agung yang pantas untuk kita beri pengagungan.

Terlebih, Allah sendiri juga telah memerintahkan kita untuk bershalawat-salam kepadanya, setelah Dia sendiri dan para malaikatnya yang melaksanakan perintah itu sebelum memerintahkannya. (QS. Al-Ahzab:56)

Maka, sungguh sangat nyata, kebakhilan seseorang yang mengaku mencintai Nabi Muhammad s.a.w dan mengharapkan syafaatnya, namun di saat mendengar nama beliau disebut di sisinya, ia masih berat atau bahkan enggan menimpalinya dengan bershalawat kepadanya sebagai bentuk pengagungan.

Oleh karena itu, jika kita tidak ingin termasuk golongan orang yang dimaksud oleh hadis Nabi di atas, yakni orang-orang yang sangat pelit menurut beliau, maka marilah kita senantiasa -paling tidak- membaca shalawat ketika nama mulia Nabi terdengar. Syukur-syukur kita bisa terus-menerus melakukan, kapan pun dan di mana pun kita berada.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *