Satu Islam Untuk Semua

Friday, 14 January 2022

Sadar Kekurangan Diri Kita adalah Cara Termudah Menerima Kekurangan Pasangan Kita


islamindonesia.id – Imam Syafi’i berkata, “Mata kerelaan itu buta terhadap segala aib, sebagaimana mata kebencian membuka keburukan.”

Pernyataan itu senada pepatah, “Tak ada gading yang tak retak.” Tak ada sesuatu yang tak mengandung kekurangan, selain Tuhan. Karena itu, benar pula adanya bila dikatakan, tidak ada manusia yang sepenuhnya sempurna.

Menyadari fakta tak terbantah ini, manusia yang menuntut kesempurnaan dari sesuatu hanya akan menemukan bahwa dirinya telah menjadi pribadi yang kurang bersyukur.

Begitu pun dalam kehidupan suami dan istri sehari-hari. Sebuah hubungan yang sempurna tidak berarti selalu baik dan harmonis dan atau mempunyai kesamaan dalam segala hal. Namun kesempurnaan adalah tentang upaya bersama untuk saling melengkapi dan mengerti satu sama lain. Itulah rahasia Allah SWT yang tersimpan dalam apa yang disebut “perbedaan” dan keragaman.

Suami-istri mempunyai latar belakang, pemikiran dan banyak hal lain yang berbeda, namun justru di sinilah nikmatnya, ketika perbedaan itu justru bisa menjadi pelengkap bagi kekurangan satu dengan yang lain.

Perbedaan hanya akan menyulut konflik yang tidak sehat jika seorang suami atau istri menjadi sebal karena menilai pasangannya tidak sejalan dengan keinginan ataupun selera mereka. Sikap tak rela semacam inilah yang akan membuat suami-istri lupa bahwa pernikahan adalah tentang “kita” dan bukan tentang “kamu” atau “aku”.

Keegoisan dan penilaian dengan harga mati atas kekurangan pasangan kita adalah salah satu sumber yang tidak sehat dalam hubungan keluarga.

Bukankah manusia tempatnya salah dan lupa? Namun pada saat yang sama, bukankah Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan kita tentang indah dan terpujinya sikap saling memaafkan?

Dan bukankah suami istri hanyalah sebagai manusia yang hanya dapat menerima tanpa bisa “memesan” karakter, sifat ataupun kekurangan yang diberikan Allah kepada mereka?

Mungkin cara unik yang justru diberikan Allah inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai ladang amal dan ibadah untuk menciptakan sebuah kesempurnaan, yaitu lewat perpaduan dua perbedaan dari suami dan istri.

Dengan adanya kesadaran dan kerelaan hati memahami itu semua, insya Allah keadaan rumah tangga akan menjadi lebih tenteram, dan jauh dari sifat hubungan yang sarat dengan konflik dan pertengkaran.

Sering kali tanpa kita sadari, atas nama ego dan atau pembenaran terhadap ego masing-masing, suami atau istri bisa saja menjadi pihak yang lebih dulu menyulut konflik. Namun bagi mereka yang ingin benar-benar membina hubungan yang harmonis, bahkan konflik pun akan berlangsung secara sehat tanpa harus saling menyakiti dan menzalimi.

Artinya, terjadinya konflik kadang memang tidak selalu buruk. Hal ini berlaku bagi suami-istri yang mau belajar dan ingin mendidik diri demi lebih siap berlapang hati untuk saling menerima kekurangan diri. Sebagai hasilnya, mereka akan menjadikan konflik sebagai cara untuk introspeksi dan mengetahui kekurangan masing-masing.

Karena itu, dengan sadar akan kekurangan diri, silakan nikmati kekurangan yang ada pada pasangan kita, dan mari menjadikannya sebagai ladang amal ibadah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Semua yang terjadi dan apa yang telah Allah takdirkan atas kita pasti mengandung hikmah untuk menjadikan kita pribadi yang belajar, dewasa, dan tak henti berupaya untuk makin menyempurna.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *