Satu Islam Untuk Semua

Friday, 12 May 2023

Saat Keaslian Nasab para Habaib Digugat, Begini Respons Prof Quraish Shihab


islamindonesia.id – Di tengah viralnya pro-kontra pembahasan tentang nasab para Habaib, pakar Tafsir Al-Qur’an, Profesor Quraish Shihab mengatakan bahwa keturunan Rasulullah s.a.w masih ada hingga saat ini, dan hal ini diyakini oleh para ulama.

“Jadi, ada jaminan dalam Al-Qur’an bahwa keturunan Rasulullah masih berlanjut. Ini disepakati oleh para ulama, dan Al-Kautsar itu (nikmat yang) banyak,” terang Prof Quraish, seperti dilansir YouTube Kupas Channel, Rabu (10/5/2023).

Penegasan ini merupakan respons terkait statement seorang Kiai dari Banten, Kiai Imaduddin Utsman (yang ceramahnya diunggah Gus Fuad Channel), yang menyatakan bahwa ada nasab (silsilah) dari kalangan Ba ‘Alawi yang keberadaannya tidak tercatat selama sekitar 500 tahun.

Sekadar informasi, di kalangan kaum Muslimin Hadhramaut (Yaman) dan Indonesia, kata Ba ‘Alawiadalah sebuah istilah untuk para sayyid dari keturunan Sayyid Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib (bin Fatimah binti Rasulullah s.a.w).

Para sayyid Ba ‘Alawiberasal dari Hadhramaut dan menyebar ke beberapa negara Arab Teluk, India-Gujarat, Asia Tenggara, dan Afrika Timur. Mereka datang ke Asia Tenggara seperti Campa (sebuah wilayah di Vietnam sekarang), Malaysia, dan Indonesia secara bertahap dan dalam beberapa gelombang. Yakni sejak abad ke-13 atau ke-14 hingga pertengahan abad ke-20 Masehi untuk berdagang dan berdakwah.

Lebih lanjut, Prof Quraish yang merupakan ulama ahli Tafsir Al-Qur’an ini menjelaskan bahwa dengan adanya ilmu nasab, jadi wajar orang memperhatikan garis keturunan, apalagi di tengah masyarakat kita cukup familiar adanya istilah “bobot, bibit, dan bebet” pada saat membicarakan tentang silsilah seseorang.

“Orang boleh berbeda pendapat, apakah si A keturunan atau bukan keturunan (Nabi), di sini lahir apa yang dinamai Ilmu Nasab. Masyarakat, bukan hanya masyarakat Arab, masyarakat secara umum juga sangat memperhatikan garis keturunan. Bukan hanya manusia, ada garis keturunan binatang. Jadi, wajar orang memperhatikan garis keturunan. Apalagi itu ada bobot, bibit, bebet. Tetapi, ini yang diajarkan oleh Rasulullah: tidak usah diri Anda yang mengeklaim diri Anda, buktikanlah hal tersebut melalui akhlak, melalui ilmu Anda. Yak an? Jadi, waktu orang-orang ini ribut, ini ada keturunan ini, katanya, saya tidak mau berkomentar tentang itu,” tegasnya.

Prof Quraish juga mengingatkan bahwa memang ada orang-orang yang bukan keturunan Nabi namun dianggap oleh Nabi sebagai keluarganya.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan Nabi: “Salman minna ahlulbait, Salman adalah bagian dari kita, sebagai ahlulbait.” (Al-Mu’jam Al-Kabir Lit Thabrani:6040)

Seperti diketahui, Salman yang berasal dari Persia ini bukanlah darah daging Rasulullah, dan sudah jelas ia juga bukan keturunan suku Quraisy. Namun demikian, Salman tetap diakui Nabi sebagai ahlulbait atau termasuk keluarga Nabi. Karena apa? Sebab Salman dikenal sebagai sosok beriman lagi patuh. Jadi kuncinya adalah mengikuti perintah dan menjauhi larangan Rasulullah s.a.w.

Itulah sebabnya, Prof Quraish mengimbau agar kita semua lebih mengedepankan akhlak dan ilmu serta pengabdian kita, ketimbang ikut-ikutan terlalu meributkan perkara nasab.

“Mari kita tonjolkan akhlak kita, mari kita tonjolkan ilmu kita, dan mari tonjolkan pengabdian kita. Itulah yang menjadikan Rasulullah bangga. Kalau tidak, sama dengan putra Nabi Nuh… Ini saya kira ke dalam ini, saya ingin gunakan kesempatan itu untuk melihat bahwa kita tidak usah memikirkan hal itu. Dia akui atau tidak akui, terserah,” pungkas Prof Quraish Shihab.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *