Satu Islam Untuk Semua

Friday, 18 January 2019

RENUNGAN JUM’AT – 3 Tingkatan Tawakkal


Iٍslamindonesia.id – RENUNGAN JUM’AT – 3 Tingkatan Tawakkal

 

 

“Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupinya,” (QS. Al Thalaq: 3)

 

Dalam kitab Manazil Al Sa’irin, tawakkal berarti memercayakan atau menyerahkan seluruh masalah kepada Sang Penguasa dan mewakilkan kepada-Nya dalam menangani masalah-masalah itu. Di kitab lain, tawakkal berarti pemutusan segala yang diharapkan seorang hamba dari makhluk-makhluk lain (dan mengingatkannya hanya kepada Allah).

Sementara itu, tawakkal memiliki beragam tingkatan sesuai dengan maqam setiap hamba. Hanya saja pengetahuan tingkatan tawakkal ini juga bergantung pada makrifat para peneliti, ulama hingga sufi yang pernah mengungkapkannya. 

Bagaimanapun itu, secara umum tawakkal dibagi menjadi tiga tingkatan:

Pertama, tingkat pernyataan verbal.  Sebagian orang memandang Allah Yang Mahakuasa sebagai Pencipta asal usul segala sesuatu. Namun mereka memandang pengaturan Allah terbatas, sehingga tidak meliputi segala sesuatu. 

Mereka terkadang mempertanyakan, “Apakah benar Allah Swt adalah penentu segala sesuatu?” Padahal Dialah Pemilik, Penguasa, serta Pengatur segala sesuatu. 

Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan urusan duniawinya, mereka tak bersandar pada Allah dan hanya memperhitungkan sebab-sebab lahiriah serta faktor materil. Boleh jadi mereka melihat kemungkinan memperoleh keuntungan di balik sikap tawakal mereka yang sesaat itu, sehingga dalam keadaan ini mereka akan terpanggil untuk sedikit bertawakal dengan sekadar berucap ‘Serahkan kepada yang di atas.”

Kedua, tingkat rasional. Setelah diyakinkan oleh akal dan wahyu, kelompok ini membenarkan pandangan bahwa Allah adalah satu-satunya Penentu setiap perkara, Sebab dari seluruh sebab, serta Pemilik kekuasaan yang menentukan dalam keseluruhan alam wujud, dan tak ada batasan bagi pengaruh dan kekusaan-Nya. 

Mereka bertawakal kepada Allah berdasarkan argumentasi rasional serta wahyu. Seperti mereka meyakini secara rasional bahwa:

1 – Allah Maha Mengatahui kebutuhan hamba-hamba ciptaan-Nya

2 – Allah Mahakuasa untuk memenuhi semua kebutuhan itu

3 – Allah tidak mungkin bersifat kikir

4 – Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih terahadap seluruh hamba-Nya 

Meski telah mencapai praktik tawakkal, kelompok ini belum mencapai tingkat keimanan. Karena itu, akal meraka selalu tak berdaya dalam mengahdapi pertarungan dengan gejolak hati mereka sendiri. Meraka masih bimbang dalam memutuskan masalah-masalah kehidupan mereka. 

Ketiga, tingkat hati. Kelompok ini telah mencapai – berkat keyakinan hati mereka – pengenalan akan pengaturan Allah terhadap seluruh alam. Mereka memiliki keyakinan teguh bawa Pemutus segara urusan, Penguasa dan Pemilik segala sesuatu adalah Allah Swt. 

Pena akal mereka telah menuliskan seluruh prinsip tawakal pada lembar-lembar hati mereka. Menurut para sufi, orang-orang yang telah mencapai maqam ini ialah mereka yang sejatinya mencapai maqam tawakal. 

 

 

 

YS/IM/Islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *