Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 15 April 2021

Puasa Nabi Isa AS


islamindonesia.id – Puasa Nabi Isa AS

Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam Kitab al-Hikam menuturkan:

Keinginanmu untuk diketahui orang, tentang sesuatu dari keistimewaanmu itu, adalah sebagai bukti tidak adanya kejujuran dalam kehambaanmu.

Keistimewaan yang diberikan Allah kepada makhluk itu berupa ilmu, atau amal saleh, yang seharusnya dalam mengamalkan keduanya itu harus semata-mata untuk mendapat keridhaan Allah.

Asalkan sudah beres dengan Allah itulah yang penting, karena itu jika dipergunakan untuk pamer dan ditonjol-tonjolkan untuk mendapat pujian orang, maka nyata bahwa rasa kehambaannya kepada Allah belum betul (belum jujur).

Nabi Isa as berkata, “Jika orang berpuasa, maka hendaknya meminyaki rambut dan membasahi bibirnya, supaya jika dilihat orang disangka tidak berpuasa, begitu pula jika bersedekah hendaknya memberi dengan tangan kanan dan disembunyikan dari tangan kiri, dan jika sembahyang harus tertutup tabir rumahnya, sebab Allah membagi pujian itu sebagaimana membagi rizki.”

Abu Abdullah Al-Qurasyi berkata, “Siapa yang tidak puas dengan pendengaran dan penglihatan Allah dalam amal perbuatan dan perkataannya, maka pasti kemasukan riya.”

Allah berfirman:

أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS Fussilat [41]: 53)

Abul-Khair al-Aqtha berkata, “Siapa yang ingin supaya amalnya diketahui orang, maka itu riya, dan siapa yang ingin diketahui orang hal keistimewaannya, maka dia pendusta.”

Abu Abbas Almarsy berkata, “Siapa yang ingin terkenal, maka dia budaknya terkenal, dan siapa yang ingin tersembunyi, maka dia budaknya tersembunyi, dan siapa yang benar-benar merasa sebagai hamba Allah, maka terserah pada Allah apakah diterangkan atau disembunyikan, yakni sama saja yang penting dia beramal karena Allah.”

PH/IslamIndonesia/Foto utama: jw.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *