Satu Islam Untuk Semua

Friday, 21 February 2020

Nasihat Luqman Hakim: Tiada yang Menimpamu kecuali Kebaikan


islamindonesia.id – Nasihat Luqman Hakim: Tiada yang Menimpamu kecuali Kebaikan

Luqman Hakim bukanlah seorang nabi. Tetapi, sosoknya yang terkenal bijaksana itu memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Swt. Bagaimana tidak, Allah Swt telah menjadikan nama Luqman sebagai salah satu nama Surat di dalam Al-Quran (Surat ke-31).

Lantas, pelajaran apa yang bisa dipetik dari sosok Luqman Hakim? Berikut adalah salah satu dari sekian banyak kisah Luqman Hakim yang direkam sejarah:

Tiada yang Menimpamu kecuali Kebaikan

Suatu hari Luqman Hakim berkata pada anaknya, “Hai anakku, tidak ada sesuatu yang terjadi padamu, entah itu menyenangkan atau tidak, melainkan yakinilah bahwa hal itu baik bagimu.”

“Aku tidak dapat mengamalkan pesan ini, kecuali bila aku telah memahami maksudnya,” jawab anaknya.

Luqman berkata lagi, “Hai anakku, Allah Swt telah mengutus seorang nabi. Mari kita mengunjunginya, karena dia tahu penjelasan tentang apa yang aku katakan.”

“Bawalah aku kepadanya,” kata sang anak.

Mereka pun menempuh perjalanan mengendarai keledai.

Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, kondisi mereka mulai memburuk. Mereka kehabisan bekal makan dan minum, sementara cuaca saat itu sedang panas. Keledai yang mereka tunggangi juga kelelahan dan tak lagi mampu mengangkut beban. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dan menuntun keledainya.

Sewaktu Luqman memandang ke depan di tengah perjalanannya, di kejauhan tampak bayang-bayang hitam dan juga asap. Luqman pikir ada tanda-tanda kehidupan di arah yang ditujunya.

Tertusuk Tulang

Saat menuju tempat itu, tiba-tiba salah satu kaki anaknya tertancap sebuah tulang hingga menembus dari telapak hingga bagian punggung kaki. Sang anak tergeletak tak mampu lagi berjalan.

Luqman kemudian mengangkat anaknya dan mencabut tulang yang menancap di kaki anaknya itu. Melihat wajah anaknya yang kesakitan, Luqman tak kuasa menahan tangis hingga air matanya mengalir.

Melihat ayahnya menangis, si anak berkata, “Ayah sedang menangis, padahal ayah belum lama mengatakan padaku ‘…..ini baik bagimu.’”

“Bagaimana ini bisa disebut baik bagiku, padahal ayah menangis karenanya. Makanan dan minuman pun telah habis, sementara di sini hanya ada aku dan ayah. Kalau ayah melanjutkan perjalanan tanpaku agar ayah tetap bisa hidup, tentu ayah pergi dengan penuh penyesalan dan kesedihan. Jika ayah tetap tinggal di sini bersamaku maka kita akan mati bersama. Jadi, di mana letak kebaikannya bagiku, ditambah lagi ayah pun menangis?” lanjut si anak.

“Aku juga seorang ayah yang memiliki perasaan mendalam kepada anaknya,” kata Luqman.

Tentang ucapan, “ini baik bagimu,” Luqman berkata, “Mungkin karena sesuatu yang tidak terjadi padamu jauh lebih berbahaya daripada yang terjadi padamu. Atau, yang terjadi ini jauh lebih ringan dari yang terhindar darimu.”

Terhindar dari Bencana

Di tengah percakapan itu Luqman mengarahkan pandangannya ke depan. Namun, asap dan bayangan hitam tak lagi dilihatnya. “Mungkin Allah Swt telah menggantikan yang aku lihat sebelumnya dengan sesuatu yang lain,” gumam Luqman.

Tiba-tiba seorang lelaki berjubah dan bersorban mengendarai kuda datang ke arahnya. Luqman terus memandanginya tapi tidak bisa melihatnya dengan jelas.

“Apakah engkau orang yang bernama Luqman?”

“Ya,” jawab Luqman.

“Kamulah orang yang terkenal bijak itu?”

“Demikian orang-orang menyebutku, juga Tuhanku,” kata Luqman.

“Apa yang dikatakan anakmu yang bodoh ini?”

“Wahai hamba Allah, siapakah engkau? Aku dapat mendengar suaramu tapi aku tidak bisa melihat wajahmu?” tanya Luqman.

“Aku adalah Jibril. Tidak ada yang bisa melihat wajahku selain malaikat muqarrab (yang dekat), dan para nabi. Seandainya tidak demikian niscaya engkau pun dapat melihatku. Sekali lagi, apa yang telah dikatakan anakmu?”

Dalam hati Luqman bergumam, “Jika ia benar Malaikat Jibril, tentu dia tahu apa yang dikatakan anakku.”

Jibril tahu kata-kata hati Luqman, sehingga dia berkata, “Aku tidak bertanggung jawab melainkan untuk menjagamu. Mendekatlah kepadaku! Aku diperintahkan untuk membinasakan kota ini bersama penduduknya. Tiba-tiba Tuhanku mengabarkan bahwa engkau akan datang ke kota ini. karena itu aku memohon agar Dia mencegah pertemuan kalian denganku. Dan itu terwujud dengan kejadian yang menimpa anakmu. Kalau kecelakaan yang menimpa anakmu tidak terjadi, tentu engkau dan anakmu akan binasa bersama penduduk kota itu.”

Kemudian Jibril mengusap kaki anak Luqman yang terluka hingga dapat berdiri dan berjalan lagi secara normal. Jibril juga mengusap kantung makanan dan air yang telah kosong hingga kembali terisi. Selanjutnya Jibril membawa Luqman dan anaknya berikut keledainya dengan cepat hingga tiba di rumah yang dituju.

AM/IslamIndonesia/Sumber: Ad-Dur al-Mantsur, jilid 6, hal. 514 / Foto Fitur: Afiq Nashiron (langitilahi.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *