Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 26 July 2023

Menjadikan Akhirat sebagai Tujuan Utama


islamindonesia.id – Diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda: “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan (tidak pernah merasa cukup) selalu ada di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat sebagai niat atau tujuan utamanya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan (selalu merasa cukup) ada dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).“ (HR Ibnu Majah)

Apa saja pelajaran yang dapat kita petik dari sabda Rasulullah di atas?

1. Hadis yang mulia ini menunjukkan keutamaan cinta kepada akhirat dan zuhud dalam kehidupan dunia, serta celaan dan ancaman besar bagi orang yang terlalu berambisi mengejar harta benda duniawi.

2. Orang yang cinta kepada akhirat akan memperoleh rezki yang telah Allah tetapkan baginya di dunia tanpa bersusah payah, berbeda dengan orang yang terlalu berambisi mengejar dunia, dia akan memperolehnya dengan susah payah lahir dan batin.

Salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah (penderitaan).“

4. Imam Ibnu Qayyim berkata, “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir.”

Kekayaan yang hakiki adalah kekakayaan dalam hati atau jiwa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah: “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (dalam) jiwa.“

6. Kebahagiaan hidup dan keberuntungan di dunia dan akhirat hanyalah bagi orang yang cinta kepada Allah dan hari akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah bersabda: “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.”

7. Sifat yang mulia ini dimiliki dengan sempurna oleh para sahabat Rasulullah, dan inilah yang menjadikan mereka lebih utama dan mulia di sisi Allah SWT dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.

Ibnu Mas’ud berkata: “Kalian lebih banyak berpuasa, (mengerjakan) shalat, dan lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dibandingkan para Sahabat Rasulullah, tapi mereka lebih baik (lebih utama di sisi Allah) daripada kalian.” Ada yang bertanya: “Kenapa (bisa demikian), wahai Abu Abdirrahman?” Ibnu Mas’ud menjawab: “Karena mereka lebih zuhud dalam (kehidupan) dunia dan lebih cinta kepada akhirat.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *