Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 16 May 2023

Keutamaan Memilih Diam Ketimbang Banyak Bicara dalam Pandangan Islam


islamindonesia.id – Dalam Islam, ibadah dan akhlak mesti dijalankan berbarengan. Ibadah tanpa akhlak hasilnya percuma, begitu juga sebaliknya. Setiap Muslim mesti menjalankan kedua hal ini. Islam bukan agama yang melangit, tapi juga membumi. Ibadah bertujuan untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT, dan akhlak bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan manusia dan alam semesta.

Sebab itu, sangat banyak dalil di dalam Islam yang menekankan pentingnya akhlak. Apalagi tujuan diutusnya Nabi Muhammad itu sendiri untuk memperbaiki akhlak manusia.

Di antara akhlak yang diajarkan di dalam Islam ialah menjaga lisan. Tidak selamanya banyak bicara itu baik. Dalam banyak hal, diam lebih baik daripada banyak bicara. Keutamaan diam itu dijelaskan secara khusus oleh Syekh Nawawi al-Banteni dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad.

Beliau mengutip beberapa hadis tentang keutamaan diam:

“Diam itu ibadah yang paling tinggi.” (HR: Al-Dailami)

“Diam adalah perhiasaan orang alim, dan penutup bagi orang bodoh.” (HR: Abu Al-Syaikh)

“Diam itu akhlak yang paling utama.” (HR: Al-Dhailami)

Dalam hadis yang lain, Rasulullah bersabda: “Shalat adalah tiang agama, namun diam lebih utama. Sedekah dapat memadamkan murka Tuhan, namun diam lebih utama. Puasa adalah perisai dari siksa neraka, namun diam lebih utama. Jihad adalah puncaknya keutamaan agama, namun diam lebih utama.”

Adapun yang dimaksud dengan diam di sini adalah menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, baik untuk kehidupan di dunia maupun akhirat, dan tidak membalas kata-kata orang yang mencari permusuhan dengan kita.

Karena banyak kesalahan dan dosa yang sangat mungkin timbul dari ucapan lisan, maka diam, kata Syekh Nawawi, menjadi ibadah yang paling tinggi tingkatannya. Namun bila tujuan diamnya itu hanya untuk mengasingkan diri dari pergaulan, maka hal yang demikian ini tidak dianggap ibadah.

Kurangi bicara untuk hal-hal yang tidak penting. Dalam konteks sekarang, tidak hanya bicara yang dikurangi, komentar di media sosial untuk hal-hal yang tidak penting, atau share sesuatu yang tidak penting, juga perlu dikurangi, supaya kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak bermanfaat.

Penting kiranya kita renungi kata penyair yang dikutip Syekh Nawawi dalam kitabnya:

“Wahai orang yang banyak bicara, kurangilah sedikit

Sungguh engkau telah bicara panjang lebar

Sungguh engkau telah andil dalam keburukan

Sekarang diamlah jika engkau ingin kebaikan…”

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *