Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 26 February 2019

Kekejian Hasud dan Cara Mengikisnya


islamindonesia.id – Kekejian Hasud dan Cara Mengikisnya

 

Setiap Muslim sudah selayaknya memiliki keinginan mulia untuk meraih predikat takwa. Meski harus diakui, bukan perkara mudah untuk mencapainya. Hal ini disebabkan karena kriteria insan bertakwa terlebih dahulu mesti dipenuhinya.

Salah satu manifestasi ketakwaan kepada Allah Swt adalah mengikis atau menghilangkan penyakit dengki atau hasud (Arab: al-hasad) yang menggerogoti manusia. Sebab penyakit dengki merupakan penyakit psikis, yakni kondisi atau keadaan pikiran, yang membuat dirinya merasa sakit jika orang lain mendapat suatu kesenangan dan ia ingin agar kesenangan itu diambil dari orang itu meskipun ia sendiri tidak akan mendapat keuntungan apapun dengan hilangnya kesenangan tersebut.

Penyakit dengki Ini mengarah kepada kekejian sebab merasa gembira jika orang lain bernasib buruk. Semua hal baik yang dimiliki manusia adalah karunia Allah Swt dan setiap keinginan orang lain agar dihapuskan menunjukkan bahwa ketidaksenangannya dengan putusan Allah Swt, dan keserakahan. Karena seorang bakhil itu kikir dengan harta miliknya sendiri, tetapi seorang pendengki, kikir berkenaan dengan anugerah yang datang dari khazanah Allah (Muhammad Abdul Quasem, 1988: 135).

Sebagaimana pernyataan Nabi Muhammad Saw yang menyebutkan bahwa sesungguhnya sifat dengki banyak membawa kerugian. “Janganlah kamu dengki-mendengki, jangan pula putus-memutuskan hubungan persaudaraan, jangan benci-membenci, jangan pula belakang-membelakangi, dan jadilah kamu semua hamba Allah seperti saudara, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadamu (H.R. Bukhari-Muslim).

“Jagalah dirimu dari sifat hasad, karena hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar” (HR. Abu Dawud).

Islam mengajarkan agar menghindari sifat iri dengki karena sifat ini amat tercela. Pada dasarnya setiap orang diciptakan berbeda. Meskipun kedudukan manusia di mata Allah Swt sama, tapi potensi seseorang amatlah berbeda. Karena perbedaan potensi dan kemampuan inilah manusia pun diciptakan dengan status sosial-ekonomi yang juga berbeda. Ada yang sukses secara materi dan ada pula yang tidak berhasil (gagal). Meskipun hakikatnya kesuksesan itu bukan hanya karena materi, tapi kemampuan dalam menata hati agar mereka ikhlas ketika menerima kekurangan, juga termasuk kesuksesan.

Memperturutkan hawa nafsu demi menginginkan sesuatu yang bukan haknya secara membabi buta, atau dengan kalimat lain, membiarkan sikap iri dan dengki merasuk dalam diri hakikatnya sama halnya kita menyimpan penyakit yang sulit disembuhkan. Penyakit ini justru menggerogoti tubuh pemiliknya. Dampaknya karena sikap iri dan dengki muncul dan dipelihara, seseorang akan lebih cederung menilai negatif dan munculnya kecemburuan sosial, tanpa diimbangi dengan kerja keras dan usaha maksimal.

Karenanya, penyakit al-hasad akan membuat seseorang tidak produktif mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan mengandung maslahat sebab senantiasa yang ia pikirkan hanyalah kenikmatan-kenikmatan yang ada pada orang lain. Bahkan sifat dengki menjadi salah satu pintu masuknya setan ke dalam hati. Allah telah mencela sifat dengki di dalam Alquran dan memberatkan siksa atas orang tersebut sebab pendengki termasuk menolak takdir Allah Swt.

Sifat dengki berakibat negatif dan serius, di antaranya: 1) Dengki mewariskan kemarahan antar manusia dan memutus tali kasih sayang; 2) Membawa si pendengki berusaha menghilangkan nikmat yang diterima saudaranya dengan cara apapun, meski dengan membunuh; 3) Membuat si pendengki menolak kebenaran khususnya datang dari orang yang didengkinya dan membuatnya terus-menerus dalam kebatilan yang akan menghancurkannya; 4) Membuat si pendengki terjerumus dalam ghibah, fitnah dan dusta yang termasuk dosa besar; 5) Membuat si pendengki melakukan hal-hal yang Allah haramkan dalam kaitannya dengan hak orang lain; 6) Membuat si pendengki selalu dalam kegundahan serta kegelisahan ketika ia melihat nikmat Allah turun kepada orang lain.

Lalu bagaimana cara mengikis hasud atau kedengkian itu?

Untuk menghindari perilaku hasud (dengki) dapat dilakukan dengan cara selalu bersyukur atas nikmat Allah Swt yang diberikan kepada kita; menyadari bahwa perilaku hasud adalah perilaku tercela yang harus kita hindari dan berbahaya; menyadari bahwa perilaku dengki dapat menghanguskan kebaikan yang telah kita perbuat; berpikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita; tetap percaya diri dan optimis; menghindari suatu permusuhan dengan orang lain yang dapat mengakibatkan dengki terhadap orang lain; dan tidak sombong atau tidak membanggakan diri sendiri, dan meyakini bahwa semua yang kita miliki adalah titipan dari Allah Swt. Sehingga kita tidak perlu merasa tersaingi apabila orang lain mendapatkan suatu kenikmatan dari Allah Swt.

“Ya Allah, ampunilah dosa‐dosa kami dan dosa‐dosa saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang‐orang yang beriman. Ya Allah, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al‐Hasyr: 10)
Dikisahkan dalam Alquran, bahwa doa di atas dibaca oleh orang‐orang beriman yang mengikuti perjuangan kalangan Muhajirin dan  Anshar. Mereka memohon agar tetap melanjutkan serta meneladani kesalehan, semangat jihad dan kesucian hati mereka.

Mudah-mudahan melalui pendidikan ruhaniyah tanpa henti, kita semua dapat menghindari atau menjauhi perilaku hasud atau sifat dengki ini, sehingga jiwa kita menjadi tenang dalam lindungan Allah Swt.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *