Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 13 May 2023

Kebanyakan Tertawa Menjatuhkan Wibawa dan Mengeraskan Hati


islamindonesia.id – Tertawa dan bercanda bagaikan garam dalam kehidupan. Tertawa dan bercanda dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kesibukan sehari-hari yang terkadang menjenuhkan. Bahkan suri teladan kita Nabi Muhammad s.a.w terkadang tersenyum dan tertawa bahkan bercanda dengan para sahabatnya dan anak kecil.

Di antara contoh bercandanya Rasulullah yaitu kisah beliau bersama seorang nenek tua. Beliau mengatakan bahwa tidak ada nenek-nenek di surga, sehingga nenek tersebut pun pergi dengan sedih, sehingga beliau segera memanggilnya kembali dan menjelaskan maksud dari perkataan beliau yang sebenarnya.

Diriwayatkan: Seorang nenek tua mendatangi Nabi s.a.w. Nenek itu pun berkata, “Ya Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke dalam surga!” Beliau pun mengatakan, “Wahai Ibu . Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua.” Nenek tua itu pun pergi sambil menangis. Beliau pun mengatakan, “Kabarkanlah kepadanya bahwasanya wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua.Sesungguhnya Allah SWT mengatakan: Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al-Waqi’ah: 35-37).

Jadi bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan tidak dilakukan terus-menerus dan menjadi kebiasaan hidup. Karena terlalu banyak tertawa akan membuat keras hati bahkan bisa mematikan hati. Hati sulit menerima kebenaran dan tersentuk dengan kebaikan dan kelembutan.

Rasulullah bersabda: “Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.”(HR. Tirmidzi)

Jadi, kehidupan di dunia ini hendaknya tidaklah disikapi dengan bercanda terus dan tertawa terus. Apalagi kehidupan di dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat menanam bekal untuk kehidupan akhirat yang selamanya. Apakah bisa kita menanam bekal dengan terus-menerus bercanda dan tertawa? Bahkan jika kita memikirkan nasib kita yang belum pasti apakah masuk neraka atau surga, kita akan banyak menangis dan sedikit tertawa.

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”

Kebahagiaan yang sejati itu bukan berupa tertawa dan sering bercanda, tetapi bahagia itu adalah rasa tenang dan ketenteraman dalam hati. Inilah tujuan kehidupan seorang Muslim di dunia dan Allah turunkan ketenangan pada hati seorang Muslim.

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath:4)

Selain itu terlalu banyak bercanda juga bisa membuat seseorang hilang wibawanya. Dalam sebuah riwayat disebutkan: Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.”(HR. Baihaqi)

Al-Mawardi pernah berkata: “Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat.” (Adabud-Dunya wad-Din hal.313)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *