Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 12 June 2018

KAJIAN – Fitrah dan Keyakinan pada Hari Akhir (Bagian 2)


islamindonesia.id – KAJIAN – Fitrah dan Keyakinan pada Hari Akhir (Bagian 2)

 

 

Memang kenyamanan dan kebahagiaan sempurna adalah dambaan setiap orang. Namun meskipun ia ditemukan pada mereka, selalu saja yang mereka dapati tidak sempurna. Sehingga apabila seseorang menyukai sesuatu, dia segera membayangkan kenyamanan pada sesuatu itu. Padahal, ketenangan dan kenyamanan mutlak seperti itu mustahil ada di dunia ini. Seluruh rahmat dan nikmat di dunia ini bercampur dengan kerja keras yang melelahkan. Seluruh kenikmatan dunia pasti dicemari oleh suatu derita.

Rasa sakit dan derita, kegusaran dan nestapa, kecemasan dan kekhawatiran, ada di setiap bagian dunia ini. Selama sejarah panjang umat manusia, tak seorang pun di dunia ini yang derita dan nestapanya sebanding dengan kenikmatan yang diperolehnya, kesenangannya sama dengan kelelahannya – apalagi untuk mendapatkan kenikmatan mutlak yang tak tercemari oleh apa pun.

Oleh karena itu, dambaan manusia tak mungkin diperolehnya di dunia ini. Kecintaan naluriah yang telah menjadi sifat bawaannya ini tak mungkin terpuaskan tanpa adanya “kekasih idaman” yang benar-benar nyata.

Maka, haruslah ada suatu dunia dalam alam eksistensi di mana kesenangan tak terkotori oleh kerja atau derita apa pun, yang kenikmatan dan kedamaiannya mutlak dan murni, tanpa penderitaan. Dunia itu adalah rumah nikmat Ilahiah.

Dunia itu dapat pula ditunjukan melalui cinta kebebasan yang fitri pada manusia dan keteguhan kehendak manusia, yang tertanam dalam fitrah setiap individu. Karena materi-materi penunjang berlangsungnya kehidupan di alam ini dapat mengekang kebebasan serta kehendak manusia, seperti banyaknya penderitaan dan kesempitan yang sering kali merintanginya,  harulah ada suatu alam lain yang didalamnya kehendak manusia dapat lebih berpengaruh dan faktor-faktor penunjang kelangsungan alam itu tak berbenturan dengan kehendak manusia. Alam dengan keadaan seperti ini akan membuatnya dapat berbuat sesuai dengan kehendak dan kebebasannya secara penuh.

Dengan demikian, aspek cinta kenikmatan dan cinta kebebasan adalah dua dimensi fitrah yang telah tertanam dalam diri manusia dan  lahir bersamaan dengan kehadirannya di pentas dunia ini. Keduanya adalah fitrah Allah yang tidak akan pernah mengalami perubahan sedikit pun. Dengannya, manusia dapat terbang tinggi dipuncak alam malakut sambil mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Masih ada lagi dimensi-dimensi fitrah lainnya selain yang telah kita bahas di atas yang dapat juga dijadikan sebagai argumentasi untuk membuktikan beberapa pengetahuan haqq.

selesai

MK/YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *