Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 24 September 2017

Jawaban Atas Pertanyaan Mengapa Malam Itu Gelap


islamindonesia.id – Jawaban Atas Pertanyaan Mengapa Malam Itu Gelap

 

Dalam Al-Quran, betapa banyak ayat tentang pergantian malam dan siang yang dinyatakan sebagai pertanda kekuasaan Allah.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah:164)

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). (QS. Ali Imran:27)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS.Ali Imran:190)

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An’am:96)

Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Yunus:6)

Sebagai kejadian rutin yang kita anggap lumrah, seolah tak ada yang perlu dipertanyakan terkait pergantian malam dan siang. Misalnya, pertanyaan sederhana: Mengapa malam itu gelap? Yang ternyata memiliki penjelasan yang tak sederhana.

Bagaimana maksudnya? Berikut sekilas penjelasannya.

Malam gelap bukan hanya karena tak ada matahari. Sebab, meski matahari tak ada, bukankah ada bintang-bintang lain?

Astronom memperkirakan, jumlah bintang di alam semesta mencapai lebih dari 200 miliar. Jika semua bersinar, bukankah setidaknya bermandikan cahaya layaknya suasana pesta kembang api?

Pertanyaan mengapa malam gelap sudah diajukan sejak masa astrofisikawan Heinrich Wilhelm Olbers yang hidup antara tahun 1758 hingga 1840.

Pemikirannya dikenal dengan “Olbers Paradox”. Dahulu, astronom berpikir bahwa alam semesta itu statis dan tidak berbatas. Debu-debu antariksa akan menyerap energi dari bintang sehingga seharusnya membuat langit malam terang. Tetapi, nyatanya tidak.

Hingga kemudian pada abad 20, astronom mengetahui bahwa alam semesta itu berbatas.

Alam semesta memiliki awal, seperti kita semua. Jagat raya dimulai pada 13,8 miliar tahun lalu, saat terjadinya Big Bang. Dengan demikian, cahaya yang bisa dilihat manusia juga hanya yang berasal dari masa tersebut.

Astronom kemudian mengetahui fakta lain, yaitu bahwa alam semesta itu megembang. Jadi, cahaya yang ada di alam semesta mungkin berasal dari jarak yang lebih jauh dari 13,8 miliar tahun cahaya.

Jarak yang jauh berpadu dengan pengembangan alam semesta membuat gelombang cahaya bintang yang datang dari wilayah nun jauh di sana meregang, mendekati panjang gelombang cahaya merah. Alhasil, manusia tak bisa melihat semua cahaya yang mengarah ke bumi.

Jadilah kita menyaksikan malam itu gelap. Hanya beberapa bintang yang jaraknya tergolong dekat dalam skala astronomi saja yang bisa dilihat dengan mata telanjang manusia.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *