Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 14 May 2023

Islam Ingin Kita Hidup Bahagia


islamindonesia.id – Para ulama Islam menganjurkan: jika sedang bersedih, bersedihlah dengan iman yang kuat kepada Allah, agar kesedihan yang kita dapati tidak menjadi kesedihan yang berlebihan, melainkan kesedihan yang masih bisa dikendalikan. Sebab kesedihan yang berlebihan akan membuat seseorang merasa stres bahkan frustrasi.

Namun demikian, berbahagialah seperlunya, dan jangan terlalu berlebihan, sebab jika kau terlalu bahagia jatuhnya kau bukan berbahagia tapi bersenang-senang. Sedangkan bersenang-senang itu cenderung pada sesuatu yang tidak baik, bisa membuatmu lupa diri. Akan tetapi, jangan lupa pula untuk selalu bersyukur sebanyak-banyaknya, agar kau bisa merasakan nikmatnya hidup dengan banyak bersyukur.

Siang dan malam akan terus silih berganti, begitupun bahagia dan sedih. Jika kamu sekarang bahagia, ingat kamu akan menghadapi kesedihan setelahnya. Jika kamu sedih sekarang, ingat kebahagiaan akan segera menghampirimu. Tidak ada satupun yang bisa menghindari roda kehidupan ini, tapi yang terpenting bagaimana kita menyikapinya ketika bahagia dan ketika sedih. Pikirkanlah bagaimana caranya ketika kita bahagia jangan sampai lupa daratan dan lupa langit dan pikirkanlah bagaimana caranya ketika sedih tapi hati tetap bahagia.

Saat kita bahagia, maka berbahagialah secukupnya, jangan berlebihan sampai mengambil ini itu, mau ini mau itu. Sebaliknya ketika sedih, sedihlah seperlunya, jangan berkepanjangan dan jangan pula diratapi. Ingin menangis, silakan menangis, cukup beberapa saat saja menangisnya, setelah itu tersenyum kembali.

Tanpa kita sadari, sebenarnya kebahagiaan itu sepenuhnya ada dalam kontrol diri kita sendiri. Kalau kita ingin tetap bahagia di saat sedih, maka ubahlah sudut pandangmu saat melihat permasalahan yang ada. Jangan menganggap bahwa musibah yang sedang dialami adalah suatu kesengsaraan seumur hidup.

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.“(QS. An-Nisa:19)

Maka bersyukurlah kita atas nikmat Islam. Karena Islam adalah agama yang menginginkan kita untuk senantiasa bahagia. Allah SWT Sang Pembuat Syariat ini tak ingin melihat hamba-Nya bersedih hati. Oleh karenanya, Islam diturunkan untuk membawa kebahagiaan bagi segenap makhluk, bukan untuk menyusahkan.

Dalam surah Thaha ayat 2 Allah berfirman: “Kami tidaklah menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu untuk membuatmu susah.” Artinya, Islam diturunkan untuk membuatmu bahagia.

Bahkan, saat seseorang jauh dari Islam, saat itulah kesedihan hakiki akan menghampirinya, dan dia memang pantas untuk mendapat kesedihan.

Bila kita perhatikan hadis Nabi s.a.w, maka kita bisa menemukan kesimpulan yang indah. Nabi s.a.w pernah bersabda: “Jika kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara atau berbisik-bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih.” (HR. Bukhari-Muslim)

Sekadar berbisik bila membuat saudaranya sedih saja dilarang. Ini menunjukkan bahwa Islam begitu menjaga perasaan penganutnya dan amat menginginkan kebahagiaan dalam hati setiap insan. Bahkan Allah senang melihat tanda-tanda bahagia, itu tampak dalam diri kita.

Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba.” (HR. Tirmidzi dan An Nasai)

Maka betapa indahnya Islam, agama yang mencintai kebahagiaan pada dirimu, dan mengenyahkanmu dari duka cita, di dunia dan di akhirat.

Maka dari itu, usirlah kesedihan dari hatimu. Jangan biarkan setan memanfaatkannya. Karena setan selalu mengintai setiap gerak-gerik kita. Sebagaimana Rasulullah kabarkan: “Sesungguhnya setan mendatangi kalian dalam setiap keadaan kalian. Sampai setan ikut hadir di makanan kalian.” (HR. Muslim)

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *