Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 27 July 2017

HIKMAH — Siapa Meludahi Langit, Bakal Mengotori Wajah Sendiri  


islamindonesia.id – Siapa Meludahi Langit, Bakal Mengotori Wajah Sendiri

 

Alkisah, seorang laki-laki yang sedikit berbeda paham dengan seorang Guru Spiritual mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar, dan meluapkan kebenciannya kepada Sang Guru yang bijak.

Sang Guru hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata sepatah kata pun.

Setelah lelaki tersebut pergi, seorang murid yang melihat peristiwa itu dengan penasaran bertanya, “Mengapa Guru diam saja tidak membalas makian lelaki itu?”

Sesaat kemudian Sang Guru pun berkata kepada si murid, “Jika seseorang memberimu sesuatu,  tetapi kamu tidak mau menerimanya, menjadi milik siapakah pemberian itu?”

“Tentu saja menjadi milik si pemberi,” jawab si murid dengan lugas.

“Benar. Maka begitu pula dengan kata-kata kasar tersebut,” tukas Sang Guru. “Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya, dan dia harus menyimpannya sendiri.”

Kemudian, lanjut Sang Guru, ”Mungkin dia tidak menyadari, karena nanti bukan aku atau orang lain yang harus menanggung akibatnya baik di dunia maupun di akhirat.  Apalagi energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup. Ketahuilah, sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

“Demikian halnya, jika di luar sana ada orang yang marah-marah kepadamu… biarkan saja … karena mereka sedang membuang sampah hati mereka. Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu.”

“Hari ini, betapa banyak orang di jalanan yang hidup dengan membawa sampah di hatinya berupa sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, dan lainnya … maka jadilah kita orang yang bijak.”

Sang Guru melanjutkan nasihatnya, “Jika engkau tak mungkin memberi, janganlah mengambil. Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci. Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih. Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat. Jika engkau tak dapat menghargai, janganlah menghina. Jika engkau tak suka bersahabat, janganlah gemar menambah musuh.”

“Akhirnya,” pungkas Sang Guru, “Inilah saatnya bagi kita melatih diri untuk membuang semua sampah yang ada di hati kita.”

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *