Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 04 April 2018

HIKMAH – Menjadi Manusia Autentik dan Punya Jangkar dalam Kehidupan


islamindonesia.id – Menjadi Manusia Autentik dan Punya Jangkar dalam Kehidupan

 

Setiap kapal yang sedang berlabuh atau sedang berhenti di tengah lautan pasti akan menurunkan jangkar supaya mereka tidak terombang-ambing. Jangkar diperlukan agar posisi kapal tetap terjaga meski ada angin atau ombak besar datang menghantam.

Begitu pun hidup kita, tidak akan mudah terombang-ambing oleh badai apapun selama kita punya jangkar dalam hidup kita.

Apa saja jangkar dalam hidup itu? Pengharapan adalah salah satunya. Harapan, ibarat jangkar yang akan menjaga kita tetap pada posisi kita dan tidak tergeser oleh apapun. Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak punya harapan. Sementara para tetua mengingatkan bahwa orang yang paling sulit dikalahkan adalah mereka yang selalu punya harapan.

Pertanyaannya adalah pengharapan kita ada di mana? Di apa? Atau di siapa? Kekuatan hidup kita dalam menghadapi badai kehidupan ini akan sangat dipengaruhi oleh jangkar hidup kita. Oleh harapan kita.

Selain harapan, apa lagi jangkar hidup kita? Setidaknya kita masih punya integritas, penjagaan, kesyukuran, dan kebaikan hati.

Hidup mengajarkan, jika kita jaga dan syukuri keseimbangan dan kerapian kerja tubuh, kita pun sehat. Jika kita jaga dan syukuri keseimbangan dan kerapian kerja alam, lingkungan pun lestari. Jika kita baik kepada orang lain, kebaikan pun bakal kembali kepada kita. Karena kebaikan selalu berpasangan dengan kebaikan. Begitulah hukum alam dan sunnatullah berlaku dalam kehidupan.

Dengan kata lain, pada asalnya, hidup anugerah Tuhan adalah baik. Kitalah yang bisa menjaganya agar terus baik, lewat perbuatan-perbuatan baik juga. Atau merusaknya, dengan perbuatan-perbuatan buruk, dengan risiko kita juga yang harus menanggung akibatnya.

Untuk itu, selagi Tuhan masih memberi kesempatan hidup kita berlanjut, mari terus berupaya menjadi manusia autentik yang berintegritas, tak mudah goyah dan terombang-ambing karena kita punya jangkar dalam menjalani kehidupan. Bukan seperti daun kering yang gampang tertiup angin ribut: politik, ekonomi, fanatisme. Terombang-ambing ke mana saja, tak tentu arahnya.

Lalu apakah angin ribut paling dahsyat dalam hidup kita? Itulah hawa nafsu syahwat: harta, kuasa dan nama. Jika manusia berfokus mengejarnya tanpa peduli bahwa dirinya mesti menjaga integritasnya, maka hidupnya bakal hampa.

Begitulah hidup tak autentik hanya menciptakan kehampaan jiwa.

 

EH / Islam Indonesia – Terinspirasi Tweet @Haidar_Baqir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *